Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) Fadjroel Rachman mengatakan pada Pemilihan Umum 2014 ini publik menghendaki pemimpin yang dapat membawa perubahan kondisi politik dan ekonomi Indonesia.
Fadjroel menyebutkan perubahan yang diiinginkan oleh rakyat antara lain adalah pemimpin yang dapat menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN, dapat melayani masyarakat, dan memiliki pengalaman dalam pemerintahan.
"Keinginan rakyat ini sebenarnya sederhana. Mereka hanya ingin pemerintahan yang bebas KKN dan perekonomian yang lebih berpihak kepada rakyat," kata Fadjroel yang dijumpai ketika menyampaikan rilis telesurvei SSSG di Jakarta, Kamis (13/3/2014).
Menurutnya, sampai saat ini belum ada capres yang menyampaikan ideal politik dan ekonominya, termasuk sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang berdasarkan hasil survei selalu menempati urutan teratas dalam hal elektabilitas dan popularitas sebagai kandidat capres.
"Jokowi belum pernah menyampaikan apa ideal politik dan ekonominya. Tidak hanya Jokowi, semua capres dan caleg tdk pernah tuntas menyampaikan ideal ekonomi dan politiknya," ujarnya.
Hal ini, lanjutnya, sangat mengkhawatirkan terhadap kondisi politik dan ekonomi di 2014 nanti. Sehingga, Fadjroel mengimbau masyarakat untuk mendorong para calon-calon pemimpin ini untuk menyampaikan visi dan misi, serta ideal politik dan ekonominya dengan jelas.
"Kami tentunya berharap agar Pemilu 2014 ini bisa mendapatkan pemimpin yang berani membawa perubahan, tapi perubahan ini kembali kepada sosok pemimpin itu sendiri, apakah dia berani memunculkan terobosan baru, kalau masih jalan di tempat pasti tidak akan ada yang namanya perubahan," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Fadjroel juga mengungkapkan bahwa pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebutkan bahwa pada Pemilu 2014 ini tidak akan ada capres atau parpol yang dominan itu merupakan pernyataan yang tidak benar.
"Jokowi masih menjadi kandidat yang paling populer. Kalau presiden mengatakan seperti itu, tandanya dia mendustakan kenyataan, pernyataannya itu tidak benar. Kalau calon-calon partai demokrat tidak ada yang dominan itu baru benar," jelasnya.
Pasalnya, berdasarkan hasil survei SSSG, konvensi Capres yang dilakukan Partai Demokrat nyatanya tidak berhasil untuk meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat.
"Tokoh yang mengikuti konvensi Capres PD elektabilitasnya berada jauh di bawah tokoh seperti Jokowi, Prabowo, Megawati, Jusuf Kalla, Wiranto, dan Aburizal Bakrie," jelasnya.
Di antara 11 peserta konvensi capres Partai Demokrat, kenaikan popularitas dan elektabilitas tertinggi diraih oleh Anies Baswedan dan Gita Wirjawan, sedangkan yang memimpin popularitas dan elektabilitas masih ditempati oleh Dahlan Iskan.
Sementara itu, data SSSG menunjukkan Jokowi masih tetap berada di urutan teratas sebagai kandidat Capres yang elektabilitasnya tertinggi. Sebesar 40,32% responden memilih Jokowi sebagai Capres yang akan dipilih pada Pemilu 2014.
Kemudian disusul oleh Prabowo Subianto 10,64%, Jusuf Kalla 6,08%, Wiranto 4,96%, Aburizal Bakrie 1,12%, Megawati Soekarnoputri 1,04%.
Jokowi Paling Unggul, Fadjroel: Presiden Jangan Mendustakan Kenyataan
Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) Fadjroel Rachman mengatakan pada Pemilihan Umum 2014 ini publik menghendaki pemimpin yang dapat membawa perubahan kondisi politik dan ekonomi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Fitri Sartina Dewi
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
16 menit yang lalu
Hari Kejepit, Apakah 27 Desember 2024 Cuti Bersama?
35 menit yang lalu
10 Arti Mimpi Bertemu Orang yang Sudah Meninggal Dunia, Pertanda Apa?
1 jam yang lalu
Korupsi CSR BI, KPK Periksa Erwin Haryono dan Hery Indratno
1 jam yang lalu