Bisnis.com, JAKARTA--Menjawab instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memperluas jangkauan Bidikmisi, yang disampaikan pada forum silaturahim nasional Bidikmisi 2014, berikut jawaban Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh.
“Tadi beliau (Presiden SBY) secara jelas berpesan, tolong ditambah lagi Bidik misinya. Kalau ada tambahan di APBN-P, akan kita tambah (jumlah penerima Bidikmisi),” kata Mendikbud usai forum silaturahim nasional Bidikmisi, seperti dilansir laman Kemdikbud, Minggu (2/3/2014).
Mendikbud menjelaskan kuota penerimaan Bidik misi untuk tahun ini sebanyak 60.000 orang. Kuota tersebut terus meningkat sejak pertama kali program ini diluncurkan tahun 2010 silam. “Tahap awal (2010) itu 10.000, sekarang 60.000 kan lumayan.”
Jumlah kuota penerimaan Bidik misi diperkirakan stabil di angka 60.000 hingga empat tahun ke depan. Artinya, hingga 2018/2019 diperkirakan ada 240.000 penerima Bidik misi.
“Kalau sudah 240.000, maka ada 50.000 sampai 60.000 lulusan setiap tahun,” tegas Nuh.
Kebijakan nasional mengharuskan perguruan tinggi negeri menyisihkan 20% kuota penerimaan mahasiswa barunya khusus untuk mahasiswa tidak mampu. PTN bisa menggunakan berbagai mekanisme rekrutmen untuk memenuhi kewajiban tersebut, salah satunya dengan Bidik misi.
Mendikbud menyebutkan sebelum program Bidikmisi diluncurkan, hanya 1,4% dari total jumlah mahasiswa yang merupakan masyarakat miskin. Namun mulai 2011, dengan Bidik misi jumlah tersebut meningkat hingga 4,1%. “4-5 tahun ke depan, dengan kuota 60.000/tahun, maka jumlah tersebut akan naik jadi 15%.”
Kuota PTN melingkupi 60% dari total jumlah mahasiswa. Jika 20% mahasiswa miskin dari 60% tersebut adalah mahasiswa miskin, menurutnya, maka 12% mahasiswa miskin kuliah di PTN.
“Sisanya kita dapat dari PTS. Jumlah mahasiswa di PTS 40%, dan tidak semuanya menjalankan amanah 20% tersebut,” terang Mendikbud.