Bisnis.com, JAKARTA—Ukraina tengah merancang kebijakan untuk menahan pelarian modal setelah 7% deposito ditarik dari sejumlah bank selama krisis pekan lalu sehingga membutuhkan tindakan untuk menghindari kondisi gagal bayar.
Penarikan dana di perbankan mencapai puncaknya hingga 30 miliar hryvnias (US$3,1 miliar) pada 18-20 Februari. Kondisi itu terjadi setelah para demonstran anti pemerintah memantik kerusuhan di pusat kota Kiev, ujar Gubvernur Bank Sentral Ukraina Stepan Kubiv yang baru saja dilantik pada 24 Februari lalu sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (26/2/2014).
“Ekonomi Ukraina memerlukan pertolongan dan kemandekan ekonomi memberi tekanan pada kekuatan politik revolusioner untuk membangun pemerintah persatuan nasional,” ujar Lilit Gevorgyan, senior economist pada IHS Global Insight sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (26/2/2014). Menurutnya, program bantuan dalam jumlah besar belum akan dikucurkan dunia internasional karena pemerintahanan negara itu masih prematur dan lemah.
Penarikan modal dari perbankan berkurang di wilayah bagian barat dan pusat Ukraina setelah negara itu menegosiasikan satu kesepakatan untuk menghindari kerusuhan sosial.