Bisnis.com, WASHINGTON—Meskipun perekonomian Amerika Serikat (AS) pada kuartal awal tahun ini akan sedikit terkoreksi akibat badai salju berkepanjangan, tetapi secara keseluruhan prospek pemulihan ekonomi negara itu masih menguat pada tahun ini.
Sejumlah ekonom memperkirakan buruknya cuaca AS beberapa bulan terakhir akan berkontribusi terhadap pengurangan ekonomi sebesar 0,5% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2014.
“Perlambatan sedang menguji optimisme semua orang tentang ekonomi AS, tetapi sejauh ini belum berdampak signifikan. Ekonomi akan kembali menguat,”ucap Ryan Sweet, ekonom senior Moody's Analytics di West Chester Pennsylvania.
Di luar sektor perumahan, tambahnya, pihaknya tidak begitu mempercayai data-data terakhir akan memberikan sinyal untuk perubahan yang fundamental.
Sekadar informasi, sektor properti terpukul cukup keras tidak hanya akibat cuaca buruk di AS, tetapi juga karena tingginya tingkat hipotek, lemahnya daya beli, kekurangan tenaga kerja, dan material.
Moody's Analytics masih mempertahankan estimasi atas prospek pertumbuhan ekonomi AS sebesar 3,1% pada tahun ini, begitu pula dengan perkiraan ekonom lainnya.
Proyeksi positif tersebut sama sekali tidak berubah, meskipun penjualan retail, manufaktur, dan angka bekerja terkoreksi pada Januari 2014.
Pada saat yang sama, risiko obligasi AS menurun hingga separuhnya pada kuartal terakhir tahun lalu, diperdagangkan hampir mendekati level Jerman. Fakta itu mengindikasikan ekonomi AS lebih kuat dibandingkan dengan sejumlah negara di Eropa.
Biaya untuk melindungi utang AS terhadap non-pembayaran berada pada 26,5 basis poin, merosot dari 46 basis poin pada Oktober 2013. Jerman sendiri berada pada 25 basis poin.
Pemerintah AS telah menangguhkan limit utang hingga Maret 2015 untuk menghindari potensi gagal bayar. Kementerian keuangan berencana untuk menjual utang pemerintah senilai US$109 miliar pada pekan ini.
“Ketika ekonomi menguat, maka keuntungan akan meningkat. Keseimbangan fiskal AS mulai membaik, ini pertanda positif terkait profil kredit AS,”imbuh Yusuke Ito, Manager Dana Pembiayaan Mizuho Asset Management Co. di Tokyo.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan defisit fiskal AS pada tahun lalu menyempit menjadi 3,3% dari PDB. (Reuters/Bloomberg)