Bisnis.com, BATAM - Kadin Kota Batam berencana akan membangun patung Usman dan Harun di kota yang berbatasan dengan Singapura menimbulkan protes dari sejumlah kalangan, dari mulai gubernur hingga masyarakat karena dianggap aneh.
Penolakan pertama dilakukan oleh Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani. Dia meminta Kamar Dagang dan Industri Kota Batam tidak memperkeruh hubungan Indonesia dan Singapura dengan membangun patung Usman dan Harun di kota yang berbatasan dengan Singapura itu.
"Dengan kondisi sekarang, tolong dipikirkan kembali, jangan tambah permasalahan," kata Gubernur di Batam, Minggu (16/2/2014).
Usman dan Harun adalah pahlawan nasional yang tidak perlu diragukan lagi, namanya juga sudah diabadikan sebagai nama jalan dan kapal perang, katanya.
Namun, di lain sisi, pejabat di Singapura sudah menyatakan kekecewaannya atas penamaan Usman Harun pada kapal perang, sehingga seharusnya Kadin tidak memperburuk keadaan mengingat Batam, Kepulauan Riau, adalah kota yang bertetangga dekat dengan Singapura. "Apa untungnya bagi kita," kata dia.
Sementara itu, Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam masih mengkaji perizinan pembangunan patung pahlawan nasional Usman dan Harun yang digagas Kamar Dagang dan Industri Daerah Batam untuk mengenang jasa keduanya yang meninggal di tiang gantung peradilan Singapura.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Kawasan Batam Dwi Djoko Wiwoho sebelumnya mengatakan ada beberapa hal yang menjadi perhatian BP Batam dalam mengkaji perizinan patung Usman Harun, di antaranya estetika, menjaga hubungan baik dengan pemerintah Singapura serta lokasi Batam yang berdekatan dengan negara tetangga itu.
Apalagi banyak penanam modal dari Singapura yang berinvestasi di Batam.
Meski di lain sisi, ia mengatakan Usman dan Harun adalah pahlawan nasional yang harus dikenang dan dihormati.
Sementara itu, warga Batam, Parulian, menilai rencana Kadin Batam membangun patung Usman dan Harun sangat aneh. "Kadin itu kumpulan pengusaha, urus saja usaha, kenapa lari ke politik yang menjadi urusan pemerintah pusat. Enggak usah manas-manasi hubungan dua negara yang sudah baik, apalagi kita di perbatasan," kata dia.
Menurut dia, seharusnya Kadin lebih bijak menyikapi hubungan Indonesia dan Singapura yang menjadi kurang baik, bukan membuat tambah buruk. "Soalnya, di Batam ini banyak penanam modal dari Singapura, Kadin tahu itu. Bagaimana kalau dipanas-panasi lalu mereka jadi menarik modal," kata dia. (Antara)