Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Amerika Serikat masih belum terlepas dari bayang-bayang ancaman pengangguran yang berpotensi menghambat laju perekonomian negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia saat ini.
Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengatakan meski pertumbuhan ekonomi meningkat namun pemulihan di sektor tenaga kerja masih jauh dari selesai.
Demikian dikemukakan Yellen dalam pidato publik pertamanya sebagai gubernur bank sentral AS di depan DPR AS. Yellen resmi menjadi orang nomor satu di sektor perbankan AS setelah resmi menggantikan Ben Bernanke pada 1 Februari lalu.
Pada kesempatan itu, dia berjanji untuk menjalankan dua mandat yang diberikan parlemen dan pemerintah kepadanya.
Mandat pertama, ujarnya, adalah mengembalikan perekonomian ke kondisi tidak ada pengangguran.
"Sedangkan mandat kedua adalah mengembalikan tingkat inflasi ke angka 2% sembari memastikan bahwa angka itu tidak bergerak di atas maupun di bawah level tersebut,"ujarnya sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (12/2/2014).
Terkait soal pengetatan stimulus, Yellen menegaskan hanya “perubahan yang sangat penting” dari prospek perekonomian yang bisa membuat para pembuat kebijakan melonggarkan pengetatan stimulus.
Menurutnya, sangat penting bagi pemerintah untuk meluangkan waktu mengevaluasi laporan penting yang akhir-akhir ini yang menunjukkan bahwa pertumbuhan tenaga kerja lebih rendah dari perkiraan.
Yellen juga mengatakan bahwa krisis pasar keuangan tidak akan menimbulkan risiko besar terhadap prospek ekonomi AS.