Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Kembangkan Vaksin H7N9, Virus Flu Burung Jenis Baru Menyerang

China mengembangkan vaksin influenza A subtipe H7N9 untuk melawan virus flu burung jenis baru yang sampai sekarang masih terus menyerang warga di beberapa provinsinya.
China melaporkan lebih dari 120 kasus infeksi virus H7N9 pada manusia dan 25 di antaranya mengakibatkan kematian. /bisnis.com
China melaporkan lebih dari 120 kasus infeksi virus H7N9 pada manusia dan 25 di antaranya mengakibatkan kematian. /bisnis.com

Bisnis.com, SHANGHAI - China mengembangkan vaksin influenza A subtipe H7N9 untuk melawan virus flu burung jenis baru yang sampai sekarang masih terus menyerang warga di beberapa provinsinya.

Kepada kantor berita Xinhua, Profesor Xu Jianqing dari Shanghai Public Health Clinical Center menyatakan vaksin itu sudah melewati uji awal pada binatang di laboratorium, dan selanjutnya akan melalui uji klinik untuk membuktikan efektivitasnya melindungi manusia dari infeksi virus influenza baru itu.

Di tengah kemajuan pengembangan vaksin tersebut, jumlah kasus flu burung H7N9 di negara itu terus bertambah.

Otoritas Kesehatan di Provinsi Zhejiang mengonfirmasi satu lagi kasus flu burung H7N9, yakni pada pria berumur 61 tahun dari Hangzhou yang kini kondisinya kritis. Jumlah kasus flu burung pada manusia di provinsi itu mencapai 74 kasus tahun ini.

Provinsi Jiangsu pada Sabtu juga melaporkan satu kasus infeksi H7N9 pada pria berusia 53 tahun dan satu kematian akibat serangan virus tersebut. Jumlah kasus H7N9 pada manusia di provinsi itu pada awal tahun ini saja sudah ada 12 kasus.

Otoritas kesehatan Provinsi Hunan juga melaporkan satu kasus baru sehingga sekarang ada tujuh kasus H7N9 di provinsi itu dan dua di antaranya menyebabkan kematian.

Provinsi Guangdong juga mengonfirmasi tiga kasus baru sehingga total ada 58 kasus infeksi H7N9 di provinsi itu dan 12 di antaranya menyebabkan kematian.

Secara keseluruhan China melaporkan lebih dari 120 kasus infeksi virus H7N9 pada manusia dan 25 di antaranya mengakibatkan kematian. Daerah Zhejiang dan Guangdong yang paling banyak terdampak.

Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional China menyatakan pasien yang terinfeksi virus tersebut semuanya diisolasi dan menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan virus tersebut menular dari manusia ke manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul-nonaktif
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper