Bisnis.com, MEDAN - Hampir 6 bulan lamanya Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, memuntahkan material vulkanik tepatnya sejak 15 September 2013.
Bahkan pada Sabtu (1/2/2014), Gunung Sinabung menelan korban jiwa. Tak kurang 14 nyawa melayang, yang disusul sehari kemudian seorang warga penderita luka bakar ikut menggenapkan korban jiwa menjadi 15 orang akibat keganasan awan panas Sinabung.
Saat Bisnis mengunjungi posko pengungsi, tampak sejumlah warga dari kaki Gunung Sinabung yang ditampung di beberapa lokasi. Mereka hidup di ruangan-ruangan seadanya.
Catatan Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), jumlah pengungsi hingga 30 Januari 2014 mencapai 30.117 jiwa atau 9.338 kepala keluarga.
Jumlah tersebut meningkat 1.402 jiwa atau 343 KK sejak 23 Januari 2014. Penambahan jumlah pengungsi karena jarak tak aman mencapai radius lebih 7 Km dari Sinabung.
Pada 30 Januari, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, merekomendasikan warga pada 16 desa dan 2 dusun diharuskan untuk mengungsi.
Pendeta Agustinus Purba, Koordinator Pengungsi di Klasis GBKP Kabanjahe, menuturkan pengungsi Sinabung hingga saat ini masih kebingungan. Sebagian besar mereka sering terlihat merenungkan nasib mereka di pengungsian.
"Pengungsi itu sering kalau disapa mereka nggak menjawab, karena mereka bingung melihat masa depan," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (3/2/2014).
Tidak hanya itu, pengungsi juga sangat kebingungan jika anak-anak mereka ingin berangkat sekolah. Sekedar untuk naik angkutan kota saja, anak-anak pengungsi tidak punya uang.
Dia memastikan, logistik untuk pengungsi telah terpenuhi. Namun, persoalan ladang dan mata pencaharian para pengungsi hingga kini masih belum kunjung terjawab.
"Harapan kami, tolong perhatikan kami, bagaimana masa depan kami," bebernya.
Sementara itu, pemerintah tetap akan memulangkan pengungsi dari 16 desa yang berada di luar radius 5 Km Gunung Sinabung.
Begitupun waktu pemulangan warga dari 16 desa tersebut akan memperhatikaan kondisi psikologis warga yang masih trauma akibat peristiwa tewasnya 15 korban semburan awan panas.
“Kebijakan BNPB untuk memulangkan 16 desa di luar radius 5 km pada prinsipnya tetap akan dilakukan namun waktunya memperhatikan kondisi psikologi masyarakat,” ujar Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dalam keterangan pers.
Dia mengungkapkan hasil pertemuan dengan Kepala BNPB Syamsul Maarif pada Minggu malam (2/2/2014), mengingatkan bahwa tetap yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana Sinabung adalah Pemkab Karo, sementara posisi Pemprov Sumut dan Pemerintah Pusat sebagai backup.
Sebagaimana arahan presiden SBY bahwa warga masyarakat di radius 3 Km akan direlokasi dan tidak dibenarkan kembali menetap di sana.
Untuk lokasi kediaman warga di radius 3 Km tersebut, saat ini menurut Gatot, titik lokasi sudah diperoleh. Mendagri sudah mengeluarkan direktif kepada Sekda Pemkab Karo sebagai leading sector proses relokasi dimaksud.
Lebih jauh lagi, sambungnya, Mendagri juga telah mengutus salah seorang direktur untuk bersama-sama dengan Pemprov Sumut melakukan pendampingan atau supervisi kepada Pemerintah Kabupaten Karo dalam hal pengadaan lahan dan relokasi rumah bagi warga masyarakat yang ada radius 3 Km.
Gatot juga mengungkapkan berdasarkan PVMBG bahwa status Gunung Sinabung masih berada pada status 'awas'pada level 4. Dia juga menekankan bahwa radius 5 Km masih terlarang untuk dimasuki dan meminta semua pihak menepati larangan tersebut.
Seluruh korban tewas akibat bencana Sinabung, kata Gatot, akan diberikan bantuan santunan Rp11 juta yang berasal dari Rp5 juta dari BNPB, Rp3,5 juta dari Pemprov Sumut dan Rp2,5 juta dari Pemkab Karo.
“Khusus bantuan dari Provinsi, tadi pagi saya barusan tandatangani dari dana TT [tidak terduga],” jelasnya.