Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena Joko Widodo, mantan Wali Kota Surakarta yang akhirnya memenangi pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012, dan kegiatan “blusukan” yang dilakukannya mendapatkan atensi tersendiri dalam buku “Selalu Ada Pilihan” karangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Penggalan kisah tentang tokoh yang akrab dipanggil Jokowi tersebut membuka sub bab berjudul ““Blusukan” Penting, Asalkan...” dari buku Selalu Ada Pilihan yang diluncurkan SBY pada akhir pekan lalu. Ceritanya, sang Presiden dimintai pendapat tentang Jokowi oleh dua orang rekannya.
Kedua rekan itu dikisahkan menyebut Jokowi yang lebih banyak blusukan, melakukan pencitraan, dan sehingga bertanya-tanya kapan waktu kerja sang Gubernur.
“Teman yang bicara tadi sebetulnya tidak anti-Jokowi. Juga tidak anti-PDIP. Barangkali dia justru ikut memilih Pak Jokowi dalam Pilgub DKI Jakarta yang lalu. Oleh karena itu, lebih mudah bagi saya untuk menjawabnya. Tidak ada beban,” katanya.
Bagi seorang pejabat baru, tulis SBY, mengetahui masalah nyata di lapangan penting. Apalagi, lanjutnya, Jokowi bukan penduduk asli Jakarta dan belum pernah bertugas di Jakarta sebelumnya.
“Dengan memahami persoalan yang dihadapi masyarakatnya, pastilah kebijakan dan program-program yang dijalankan akan tepat. Solusinya juga tepat,” jawab saya.
Dalam bukunya, SBY menyebutkan bahwa blusukan perlu dilakukan oleh seorang pemimpin agar paham kondisi riil dan persoalan yang dihadapi oleh rakyat. Karena, pada saat blusukan itulah pemimpin berdialog, meminta masukan, meninjau, dan melakukan pengamatan.
Dia sendiri mengaku dulu kerap melakukan aktivitas “blusukan”, terutama pada tahun pertama pemerintahannya.
SBY menilai Jokowi tentu akan tahu waktu yang pas untuk mengurangi kegiatan blusukan yang sering dilakukannya. “Nanti kalau sudah cukup tentu tidak akan begitu terus. Saya yakin pak Jokowi tahu itu,” katanya.