Bisnis.com, JAKARTA— Menko Kesra Agung Laksono mengatakan pemerintah pusat dan daerah terus melakukan koordinasi untuk menanggulangi bencana banjir yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Kota Manado, Sulawesi Utara, selama masa tanggap darurat.
“Koordinasi itu tidak hanya dalam hal mengatasi para pengungsi, tapi juga terkait dengan penanganan kerusakan infrastruktur yang ada,” kata Agung ketika mendatangi lokasi banjir bandang di Kelurahan Ranotana Weru, Kecamatan Wanea, Manado, Sabtu (18/1/14), seperti dikutip dari rilis Kemenko Kesra.
Menurut Menko Kesra, pemerintah pusat sudah mengirimkan bantuan dana dan logistik. Juga perahu karet, tenda, obat-obatan danlainnya.
Agung menuturkan banjir bandang yang melanda Kota Manado karena tingginya curah hujan dan menyempitnya sungai. Akibatnya banjir yang menerjang 12 kecamatan pada 15 Januari 2014 lalu, hampir menyerupai tsunami.
Berdasarkan laporan sementara yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Manado, katanya, diketahui bahwa 18 warga meninggal dunia, 27 orang dirawat inap dengan luka serius, dan 706 jiwa lainnya rawat jalan. Dan sebanyak 2.000 warga tinggal dipengungsian.
Mereka adalah warga dari Kecamatan Singkil, Tikala, Paal Dua, Bunaken Daratan, Wanea, dan Malalayang.
Selain itu ada sekitar 80.000 jiwa yang terkena dampak dari bencana di Sulawesi Utara (Sulut). Baik karena rusaknya permukiman, lahan pertanian, maupun terputusnya jalur utama Manado-Tomohon.
Banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Sulut pada Rabu lalu membuat kerugian yang sangat besar. Banjir juga merusak rumah warga, kendaraan, fasilitas publik, jaringan air bersih, listrik dan saluran komunikasi.
Agung menjelaskan walau ini merupakan bencana daerah, pemerintah pusat tetap bertanggungjawab untuk bersama-sama mengatasi dan menanggulanginya. “Hanya saja, perlu ada koordinasi dengan pemerintah daerah agar bentuk bantuan yang dikirim pemerintah pusat, sifatnya tidak tumpang tindih dengan bantuan yang sudah disalurkan oleh pemerintah daerah,” tambahnya.