Bisnis.com, WASHINGTON - Amerika Serikat Senin (13/1/2014) menyuarakan harapan bahwa krisis dengan India atas penangkapan diplomat telah berakhir, saat para pejabat dari kedua negara bertemu untuk membahas isu-isu yang tidak terkait.
Hubungan antara India dan Amerika Serikat, yang terus menghangat sejak akhir Perang Dingin, terperosok pada 12 Desember ketika otoritas menangkap pejabat Konsuler New York Devyani Khobragade atas perlakuannya terhadap pembantunya.
Dalam kesepakatan antara kedua negara, Khobragade diizinkan untuk kembali ke India pekan lalu ketika dewan hakim mendakwanya dengan dua tuduhan.
"Jelas ini telah menjadi waktu yang menantang dalam hubungan AS-India. Kami berharap bahwa saat ini akan segera diakhiri," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf kepada wartawan.
"Saya pikir kita semakin semakin menuju titik itu dan bersama-sama kita sekarang akan mengambil langkah-langkah signifikan dengan pemerintah India untuk meningkatkan hubungan kami dan mengembalikannya ke tempat yang lebih konstruktif," katanya.
Harf mengatakan bahwa Rose Gottemoeller, penjabat wakil menteri untuk urusan pengawasan senjata dan keamanan internasional, Senin bertemu dengan Duta Besar India untuk Washington, Subrahmanyam Jaishankar, untuk membahas kerja sama mengenai nonproliferasi dan isu-isu pertahanan lainnya.
"Ini adalah jenis persoalan yang perlu kita kembali bahas, terus terang, sekarang ini mudah-mudahan akan segera berakhir," kata Harf. Jaishankar, yang tiba di Washington bertepatan dengan krisis itu, juga telah bertemu dengan para anggota Kongres AS.
India, yang melihat dirinya sebagai pemain internasional yang terus berkembang, telah mengambil tindakan balasan terhadap Amerika Serikat termasuk meminta pemulangan seorang diplomat AS dari New Delhi.
Menteri Energi AS Ernest Moniz menunda perjalanan ke India yang telah dijadwalkan pekan ini. India menyuarakan kemarahan tertentu karena Khobragade mengalami penggeledahan, perlakuan yang pemerintah AS gambarkan sebagai standar tetapi menjadi masalah di India jika dilakukan terhadap seorang wanita berpendidikan.