Bisnis.com, PADANG—Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Padang memprediksi kenaikan harga LPG tabung 12 kg bisa berdampak terhadap tingginya inflasi di Kota Padang pada awal tahun ini.
Kepala Divisi Ekonomi dan Moneter Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII Erwin Syafii memperikaran inflasi pada Januari tahun ini berada pada kisaran 0,68% -0,98% disebabkan kenaikan harga gas LPG 12 kg.
“Kenaikan LPG pasti sangat berpengaruh terhadap inflasi. Termasuk juga ada potensi risiko tekanan inflasi dari kelompok inti karena nilai tukar yang masih lemah dan dampak lanjutan dari kenaikan LPG ke subkelompok makanan jadi,” katanya kepada Bisnis, Selasa (7/1/2014).
Dia mengatakan tekanan inflasi masih akan terjadi di Padang sepanjang beberapa bulan ke depan akibat belum stabilnya perekonomian global dan cuaca daerah setempat yang tidak mendukung.
Akhir 2013 lalu misanya, inflasi Padang mencapai 0,70% dipengaruhi kenaikan harga pada kelompok volatile foods terutama disebabkan faktor cuaca yang tidak mendukung. Buruknya cuaca menyebabkan menurunnya pasokan sehingga terjadi kenaikan harga pada beberapa komiditi seperti beras, cabe merah, dan bawang merah.
“Apalagi sekarang ada kenaikan harga gas. Dampak turunnya ke subkelompok makanan jadi bisa mempengaruhi inflasi,” katanya.
Dia menekankan pemerintah daerah melalui Tim Pengelola Inflasi Daerah (TIPD) Provinsi Sumatra Barat perlu melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi LPG di daerah. Terutama untuk pasokan LPG 3 kg yang disparitas harganya semakin lebar akibat kenaikan LPG 12 kg.
“Jangan sampai terjadi kelangkaan gas di masyarakat. TPID harus pantau itu agar inflasi tetap bisa dikendalikan,” ujarnya.