Bisnis.com, PADANG - Inflasi di Kota Padang pada Desember 2013 sebesar 0,70% disebabkan naiknya harga beras yang menyumbang inflasi sebesar 0,41%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat Yomin Tofri mengatakan beras menjadi penyumbang inflasi terbesar disebabkan terjadi kenaikan harga karena masih dalam masa persiapan panen.
"Memang bulan Desember itu kan masanya persiapan panen, jadi harga beras sedikit bergejolak. Tapi tidak lama biasanya normal kembali," katanya di Padang, Kamis (2/1/2014).
Dia mengatakan kenaikan harga beras juga disebabkan naiknya harga gabah kering di tingkat petani. Untuk gabah varietas cisokan dari Kabupaten Agam bahkan menyentuh angka Rp5.500 per kg, paling mahal secara nasional.
Selain beras, inflasi Padang juga disebabkan naiknya ongkos transportasi udara, bawang merah, mobil, daging ayam ras, ikan tongkol, ikan sepat kering, bayam, telur, jengkol dan beberapa komoditi lainnya.
Yomin memaparkan secara umum inflasi terjadi karena peningkatan indeks semua kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan meningkat hingga 1,27%, kelompok makanan jadi, rokok, minuman dan tembakau sebesar 0,04%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,08%, kelompok sandang 0,26%, kelompok kesehatan 0,30%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01%, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 1,53%.
"Yang paling besar sumbangannya terhadap inflasi adalah kelompok bahan makanan dan kelompok transport komunikasi dan jasa keuangan. Masing-masing menyumbang 0,39% dan 0,26," ujarnya.
Dia mengatakan untuk tingkat inflasi kalender 2013 sampai Desember tetap kukuh dua digit, 10,87%. Begitu juga secara year on year pada
Desember tahun sebelumnya menyentuh angka 10,87%.
Sementara itu meningkatnya inflasi dari bulan lalu, juga diikuti kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 154,31 poin pada November menjadi 155,39 bulan ini.