Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Pusat Penelitan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti mengatakan menjelang Pemilihan Umum 2014, kemungkinan besar koalisi akan terpecah.
Menurutnya, Partai Demokrat yang sebelumnya sempat menjadi magnet untuk berkoalisi pada dua periode pemerintahan, diperkirakan akan mulai ditinggalkan para pendukungnya.
Selain itu, Partai Demokrat pada 2014 akan berada pada posisi sulit. Sebab, partai yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu tidak memiliki kandidat calon presiden yang kuat dan dapat melambungkan elektabilitas partainya.
Berbagai kasus yang melibatkan sejumlah kader partainya pun diduga turut menjatuhkan elektablitas dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Partai Demokrat.
“Partai politik yang sebelumnya mendukung pemerintahan SBY dan Boediono diperkirakan akan mulai beralih dan membentuk aliansi baru, terutama menjelang Pemilu Legislatif,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (28/12).
Sementara itu, mengenai proyeksi pada tahun 2014 nanti Ikrar memperkirakan PDI-Perjuangan akan menempati posisi tertinggi, apabila partainya mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai Capres, akan tetapi apabila PDIP mengusung Jokowi sebagai Cawapres untuk mendampingi Mega, maka dukungan suara akan menurun drastis.
“Jika Megawati masih mengutamakan ambisinya untuk maju sebagai Capres, maka dukunga suara untuk PDIP akan jatuh, hanya sebesar 14%. Mega sepertinya sulit menjadi Capres, karena setelah beberapa kali menjadi kandidat Capres pun selalu kalah, sehingga sulit untuk yakin kalau Mega akan menang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ikrar mengatakan apabila PDI-Perjuangan pada akhirnya mengusung Jokowi sebagai Capres, maka elektabilitas PDIP akan melambung tinggi seperti yang telah disampaikan oleh sejumlah lembaga survei nasional.
“Kalau PDIP mengusung Jokowi sebagai Capres , maka jumlah dukungan suara diperkirakan akan mencapai 37%,” ucapnya.
Selain itu, jika PDIP mengumumkan nama capresnya sejak awal tahun, maka dapat dipastikan hal tersebut akan membuat partai-partai politik lainnya tertarik untuk berkoalisi dengan PDIP.