Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulawesi Selatan memproyeksikan realisasi investasi pada tahun depan Rp10 triliun seiring dengan gencarnya pembangunan infrastruktur pokok di daerah ini.
Kepala BKPMD Sulsel Arifin Daud mengatakan proyeksi realisasi investasi yang mencapai Rp10 triliun itu bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan target yang diberikan pemerintah pusat ke Sulsel Rp6,74 triliun.
Menurutnya, posisi Sulsel sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur menjadi salah satu daya tarik investor utuk menanamkan modalnya.
"Memang tahun depan akan ada Pemilu, tapi itu diprediksi tidak akan mempengaruhi investor untuk masuk ke sini [Sulsel]. Kalaupun jika terjadi kelesuan investasi, sentimen ekonomi regional Asia yang akan mempengaruhi, apalagi investor kita banyak dari China dan Jepang," ucapnya, Senin (23/12/2013).
Pengembangan maupun pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah, lanjut Arifin, juga menjadi acuan investor terutama asing dalam membangun pabrik di sejumlah daerah di Sulsel.
Pada tahun depan realisasi investasi Sulsel bakal ditopang oleh pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Kabupaten Banteng, Sulsel.
"Investasinya [pembangunan smelter] itu cukup besar. Untuk satu smelter membutuhkan investasi antara Rp4 triliun sampai Rp5 triliun. Belum lagi investasi sektor lain yang terus berkembang, sehingga kita optimis Rp10 triliun itu bisa tercapai," kata Arifin.
Adapun, proyek smelter di Bantaeng merupakan bentuk penanaman modal oleh investor China yang berencana membangun pabrik pengolahan bijih nikel yang juga akan terintegrasi dengan pelabuhan dan infrastruktur pembangkit listrik.