Bisnis.com, JAKARTA—Memanasnya hubungan antara China versus Jepang dan Amerika Serikat dikhawatirkan berdampak pada berkurangnya perhatian negara itu terhadap negara Asia Tenggara hingga ke level terendah sejak Perang Vietnam.
Kondisi itu juga dikhawatirkan berpengaruh terhadap investasi senilai miliaran dolar AS dan akses perdagangan yang luas selain masalah bantuan militer.
Pertemuan tingkat tinggi antara para pemimpin Asia Tenggara dengan PM Jepang Shinzo Abe, seiring dengan kunjungan Menlu AS John Kerry ke Vietnam dan Filipina, menandai betapa strategisnya dan kuatnya daya tarik ekonomi kawasan tersebut. Artinya ada perebutan pengaruh politik antara China satu sisi dengan Jepang dan Amerika Serikat pada sisi lainnya.
“Keterlibatan China dan Jepang di kawasan Asia Tenggara sangat jelas berada pada tataran yang paling tinggi,” ujar Malcolm Cook, dekan School of International Studies Flinders University sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (13/12/2013). Menurutnya, ketika kekuatan besar tertarik pada satu negara maka hal itu bisa menciptakan peluang.
“Kawasan Asia Tenggara khawatir terhadap risiko harus memilih antara China atau aliansi Jepang-Amerika Serikat,” ujarnya.