Bisnis.com,JAKARTA - Pemerintah mengambil lima langkah antisipasi terhadap kasus wabah flu burung jenis H7N9 yang terjadi di Hongkong dan menelan korban warga negara Indonesia (WNI).
Kelima langkah itu yang dipaparkan oleh Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu (4/12/2013). Pertama, sejak Selasa (3/12/2013), berkomunikasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk meminta kejelasan kasus tersebut, yang nampaknya masih dalam proses pelaporan dari aparat kesehatan Hong Kong ke WHO.
Kedua, dirinya langsung kontak dengan Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, dengan Bapak Chalif Akbar Tjandra Ningrat. "Pak Konjen menyampaikan ada seorang WNI berinisial TM (36), yang dirawat di ICU Queen Mary Hospital. Saat ini KJRI tengah mengupayakan kontak dengan keluarganya," kata Tjandra di Jakarta, Rabu (4/12/2013).
Ketiga, sudah disampaikan kepada Konjen RI untuk bersama melakukan lakukan 3 hal: membantu penanganan pasien di RS di Hong Kong. Menjaga WNI yang ada di Hong Kong agar tidak tertular. Caranya antara lain dengan mengadakan penyuluhan kesehatan. Dan pengawasan kontak, kalau ada yang sakit agar segera berobat. Kemudian mencegah kemungkinan penularan ke Indonesia, antara lain dengan implementasi International Health Regulation (IHR) 2005, kemungkinan exit screening di Bandara Hong Kong, sesuai kebijakan pemerintah setempat. Informasi ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia, kalau ada kecurigaan kasus yang akan masuk.
Keempat, mengecek persiapan laboratorium dan di Kemenkes dapat dilakukan pemeriksaan terhadap virus H7N9. Kelima, membuat edaran kepada Dinas Kesehatan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan di Indonesia ,untuk kesiapan dan antisipasi terhadap kemungkinan kasus infeksi H7N9.