Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta tim khusus yang bertugas menjajaki berbagai peluang ekspor pertanian di Maroko benar-benar bekerja dengan perencanan matang, sehingga tidak hanya terfokus pada teh dan kopi.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan selama ini misi dagang kerap tidak maksimal karena perencanaan yang kurang baik sehingga realisasi atau hasil kerjanya tidak jelas.
"Jangan sampai Jabar seperti itu. Keberhasilan kita mengawali ekspor ke Maroko ini sangat berarti bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Heryawan menambahkan pihaknya menyambut positif keberhasilan Koperasi Mitra Malabar menjalin kerja sama ekspor-impor.
Pencapaian ini, katanya, membuktikan koperasi mampu bermain di arena bisnis internasional. "Ini perlu diapresiasi. Semoga semakin banyak koperasi di Jabar yang mengglobal," tuturnya.
Dia berharap langkah ini dapat membuka jalan bagi petani rakyat lewat koperasi untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Sebab, produk yang diekspor mengharuskan petani untuk menghasilkan produk yang berkualitas,agar memiliki nilai tambah.
Dia menyebutkan secara keseluruhan jumlah perdagangan ekspor perdananya tersebut mencapai 32 ton, terdiri dari 14 ton produk teh hijau milik PT KBP Chakra dan 18 ton kopi rakyat Arabika dan Robusta.
Namun, imbuhnya, permintaan dari negara Maroko sendiri, jumlahnya mencapai 3.000 ton untuk kopi dan 40.000 ton untuk teh yang diproduksi dari indonesia.
"Melihat angka ini potensi untuk mengembangkan perdagangan ekspor kopi atau pun teh dari Jabar masih sangat besar.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (KUMKM) Jabar Anton Gustoni mengatakan saat ini Pemprov Jabar bersiap mengembangkan koperasi besar tingkat provinsi untuk dikembangkan menjadi koperasi besar level nasional, bahkan tingkat dunia.
"Kami memiliki sasaran, yaitu di antara 100 koperasi calon berskala besar tingkat Jabar menjadi 4 koperasi skala besar nasional. Tidak itu saja, juga ada 52 koperasi percontohan," katanya.
Menurutnya, program menjadikan koperasi skala besar level nasional, bahkan dunia itu tidak lain bertujuan mengidentifikasi sekaligus memperkuat koperasi-koperasi skala besar Jabar dengan memakai program Organisasi Koperasi International (ICA).