Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong koperasi berani mengekspor produk pertanian ke sejumlah negara baru seperti Maroko melalui skema bisnis baru.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jabar Arief Santosa mengatakan peluang koperasi mengekspor produk pertanian terbuka, setelah kesuksesan Koperasi Mitra Malabar mengirimkan kopi dan teh ke Maroko.
Skema yang dilakukan koperasi tersebut dengan mengirimkan kopi dan teh ke Maroko kemudian pihak di sana menjual kembali produk tersebut sesuai dengan harga beli dan harga jual yang disepakati kedua belah pihak.
"Mereka bukan institusi dagang tetapi kedua belah pihak sepakat dalam perjanjian jual beli kopi merujuk pada koperasi," katanya, Jumat (29/11/2013).
Arief mengungkapkan prosesnya diawali dengan pengiriman tim ke Maroko, yang kemudian disusul kunjungan balasan pengusaha negara peminum kopi itu, hingga akhirnya ada kesepakatan antara perusahaan Indonesia dan Maroko.
Pihaknya mendorong koperasi untuk mengekspor produk pertanian karena menjadi peluang yang menarik dan pola kerja sama yang transparan. "Dalam penentuan harga dan keuntungan. Cash back-nya 70% Jawa Barat dan 30% Maroko," katanya.
Dia menilai peluang ekspor makin terbuka karena pihaknya akan membuka kantor perwakilan cabang di Maroko yang difasilitasi oleh KBRI di Maroko dan Pemprov Jabar.
Menurutnya, peluang ini juga akan menguntungkan setelah dikurangi biaya operasional, transportasi, bea, dan pajak. "Selisih jual beli akan dikembalikan kepada koperasi dan petani di Jabar selaku pemilik kopi," ujarnya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meminta kerja sama awal antara koperasi, pengusaha Jawa Barat dan Maroko harus segera dikembangkan.
Menurutnya, Maroko dapat dijadikan pintu masuk bagi ekspor Jabar ke pasar lebih luas di Afrika dan sekitarnya.
"Jangan berhenti dengan ekspor kopi dan teh. Maroko membutuhkan banyak produk pertanian Jabar, misalnya pisang, mangga, dan produk tanaman tropis lainnya," kata Heryawan.