Bisnis.com, PELALAWAN - Kabupaten Pelalawan, Riau siap menyediakan pusat industri produk turunan crude palm oil (CPO) untuk menyaingi Malaysia.
Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan hal itu bisa diwujudkan melalui pembentukan kawasan teknopolitan yang akan dibangun di wilayahnya.
“Kalau di Malaysia sudah bikin 103 turunan CPO. Makanya di sini, di kawasan teknopolitan nanti integrated, ada perguruan tingginya, ada industrinya. Kalau kita bikin turunan CPO, bayangkan berapa industri yang bisa dibikin di sini,” ujarnya, Senin (25/11/2013).
Harris mengatakan dengan mewujudkan kawasan teknopolitan, Pelalawan siap membantu menyediakan sumber daya manusia (SDM) demi mendukung Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2045.
“Ini juga untuk menghadapi masalah SDM pada 2045. Keuntungannya nanti bukan hanya untuk Pelalawan saja, tapi untuk nasional juga,” ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan data yang dihimpun olehnya, hasil dana atau penghasilan dari kegiatan perusahaan sawit se-Pelalawan lebih kurang mencapai Rp760 miliar per bulan.
“Tapi dana yang berputar di sini [Pelalawan] berapa? Ngga sampai 5%. Saya ingin itu juga ditarik ke investasi lainnya seperti perhotelan dan yang lain-lain,” ujarnya.
Seperti diketahui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau khususnya di Kecamatan Langgam, siap menjadi kawasan teknopolitan pertama di Indonesia yang diharapkan bisa terwujud pada 2019.
Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Riau Tengku Dahril mengatakan kawasan teknopolitan akan memadukan 3 komponen utama yakni pendidikan tinggi, taman iptek, dan industri hilir kelapa sawit serta industri-industri lainnya.
Sekolah tinggi teknologi yang akan dibangun di sana adalah untuk menghasilkan SDM yang kompeten yang nantinya akan membangun industri-industri itu.
Adapun total investasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan kawasan teknopolitan beserta seluruh infrastruktur pendukungnya seperti jalan, jembatan, listrik, dan pelabuhan, bisa mencapai Rp67 triliun.
Kawasan teknopolitan Pelalawan ini juga menjadi salah satu agenda besar Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang ada di Koridor Ekonomi Sumatra (Koridor 1) pada umumnya, dan di Provinsi Riau pada khususnya.
Harris menambahkan selain kawasan teknopolitan, Pelalawan siap mengembangkan potensi lainnya seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kecamatan Kuala Kampar serta potensi wisata ombak Bono di Sungai Kampar.
“Selain investasi sawit dan HTI [Hutan Tanaman Industri], di Pelalawan juga ada investasi di sektor migas. Yang udah beroperasi itu ada Medco, Pertamina, Kalila,” tambahnya.
Berdasarkan data statistik yang disusun oleh Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Provinsi Riau pada 2012, Kabupaten Pelalawan memang masuk dalam daftar atas untuk investasi se-Riau.
Pelalawan ada di peringkat tiga untuk realisasi investasi PMDN dengan investasi sebesar Rp833,89 miliar, sedangkan untuk realisasi investasi PMA ada di peringkat dua dengan investasi sebesar US$225,78 juta.
Adapun secara keseluruhan pada tahun lalu, realisasi investasi di Riau menembus angka Rp16 triliun. Angka tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp5,45 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$1,15 miliar.
Pelalawan Siapkan Kawasan Industri Produk Turunan CPO
Kabupaten Pelalawan, Riau siap menyediakan pusat industri produk turunan crude palm oil (CPO) untuk menyaingi Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Vega Aulia Pradipta
Editor : Bambang Supriyanto
Konten Premium