Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian Sulut Diprediksi Tumbuh 7,68%-8,08%

Bank Indonesia Sulawesi Utara mengatakan sejumlah masalah seperti di sector infrastruktur membuat pertumbuhan perekonomian di wilayah ini sulit mencapai angka 2 digit. Pertumbuhan perekonomian Sulut pada 2014 diprediksi hanya 7,68%-8,08%.

Bisnis.com, MANADO – Bank Indonesia Sulawesi Utara mengatakan sejumlah masalah seperti di sector infrastruktur membuat pertumbuhan perekonomian di wilayah ini sulit mencapai angka 2 digit. Pertumbuhan perekonomian Sulut pada 2014 diprediksi hanya 7,68%-8,08%.

Tahun ini perekonomian Sulut diperkirakan bertumbuh 7,54% dengan asumsi pertumbuhan pada triwulan IV/2013 sebesar 7,84%. Hingga triwulan III/2013 perekonomian Sulut tercatat bertumbuh 7,46%.

Kepala Kantor Bank Indonesia Sulut, Luctor E Tapiheru mengatakan perumbuhan sebesar dua digit pada tahun depan sulit untuk direalisasikan. Pasalnya, pertumbuhan masih ditopang oleh konsumsi yang ditopang oleh konsumsi pemerintah dan swasta mencapai 60%.

“Sulut masuk dalam koridor IV MP3EI dengan prioritas pengembangan pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Namun, saat ini potensi itu tidak dikembangkan secara konsisten,” ujarnya dalam diskusi Potret Ekonomi 2013 dan Outlook Ekonomi 2014 di Manado, Rabu (20/11/2013).

Perekonomian Sulut pada 2014 masih ditopang oleh konsumsi, yang didorong oleh peningkaan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 20% menjadi Rp1,9 juta, berbagai even pariwisata, pemilu 2014, dan beberapa hari besar keagamaan.

Adapun faktor penghambat perumbuhan ekonomi di provinsi Nyiur Melambai ini terutama karena belum konsistennya pengembangan sektor unggulan, seperti agribisnis kelapa, pala, dan perikanan.

Masalah infrastruktur juga menjadi salah satu hambatan, seperti belum terealisasinya jalan tol Manado-Bitung, dan belum optimalnya fungsi pelabuhan internasional Bitung, dan masalah pembebasan lahan bakal menjadi tantangan investasi di 2014.

“Investasi dari KEK Bitung pasti akan meningkatkan perekonomian secara signifikan tetapi tantangan berikutnya ialah bagaimana mempertahankan pertumbuhan itu,” ujarnya.

Ekonom Universitas Sam Ratulangi, Oldi Rotinsulu mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulut masih ditopang oleh tiga kabupaten yakni Manado, Bitung dan Minahasa sementara yang lainnya masih belum berkembang.

“Perlu ada pemerataan sehingga pertumbuhan juga merata. Tantangan lain ialah tenaga kerja yang 55% masih didominasi lulusan SD dan SMP sehingga banyak tenaga kerja yang berasal dari luar,” ujarnya.

Ekonom Joubert Maramis mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulut dalam jangka panjang harus ditopang oleh investasi. Namun, pengembangan investasi masih sulit karena infrastruktur yang belum memadai dan masalah birokrasi perizinan.

Mengutip Rangking of Economies Doing Bussines dari World Bank 2012 peringkat investasi Manado berada pada posisi buncit alias posisi terakhir dari 20 kota di Indonesia yang disurvei. “Perlu integrasi semua stakeholder dalam mempermudah investasi,” ujarnya.

Maramis mengingatkan pemerintah untuk mendorong peningkaan nilai tambah beberapa produk unggulan. Sejauh ini, nilai tambah dari beberapa produk unggulan Sulut baru 30%. “Value added kelapa di Filipina lebih dari 100%. Padahal, di sini ada pusat studi pengembangan kelapa.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper