Bisnis.com, SEMARANG – Indeks penjualan eceran di Kota Semarang Oktober 2013 naik di level 263,7 poin atau secara month to month (m-t-m) meningkat 8,5%.
Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah V Sutikno mengungkapkan hasil survey Bank Indonesia menunjukkan peningkatan penjualan eceran tersebut bersumber dari kelompok perumahan dan bahan bakar sebesar 15,5%, khususnya pada subkelompok barang konstruksi.
“Target penyelesaian proyek perumahan yang dibiayai pemerintah menjelang berakhirnya tahun anggaran 2013, diperkirakan menjadi stimulus kuat yang bakal memicu kenaikan omset penjualan barang-barang konstruksi,” katanya melalui keterangan pers yang diterima Rabu (13/11/2013).
Percepatan penyelesaian proyek perumahan tersebut juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pasokan persediaan rumah seiring masih kuatnya permintaan masyarakat akan rumah hunian seperti hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) di Jateng Triwulan III-2013.
Sementara, kenaikan omset penjualan pada bahan bakar diperkirakan lebih disebabkan oleh faktor kenaikan harga Pertamax, setelah kenaikan harga minyak dunia dan melemahnya nilai tukar rupiah.
"Selain kelompok perumahan dan bahan bakar, peningkatan omzet penjualan diperkirakan juga bersumber dari kelompok bahan makanan sebesar 6,3%, dan konsumsi masyarakat tersebut sejalan dengan menguatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi baik saat ini maupun pada 6 bulan ke depan," katanya.
Hasil survei konsumen periode Oktober 2013 yang dilakukan terhadap 300 rumah tangga di Kota Semarang menunjukkan adanya kenaikan indeks bulanan 2,3%, sehingga indeks naik ke level 71,7 poin.
"Hasil survei juga diketahui mayoritas responden pedagang eceran memperkirakan harga dan penjualan pada tiga dan 6 bulan mendatang secara umum akan mengalami peningkatan relatif tinggi," katanya.
Tingginya ekspektasi indeks omzet penjualan disebabkan oleh peningkatan harga, serta ekspektasi peningkatan permintaan masyarakat, seiring dengan persiapan perayaan Natal, Tahun Baru, dan Imlek yang diperkirakan masih terus berlanjut hingga 6 bulan mendatang dan adanya stimulus persiapan Pemilu Legislatif April 2014.