Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Suap PON Riau: Ini Peran Kahar Muzakir dan Kronologis Aliran Dana Gondrong

Nama Kahar Muzakir, anggota Badan Anggaran DPR RI kembali disebut terkait kasus dugaan suap PON XVIII Riau dalam sidang perdana Rusli Zainal.

Bisnis.com, PEKANBARU – Nama Kahar Muzakir, anggota Badan Anggaran DPR RI kembali disebut terkait kasus dugaan suap PON XVIII Riau dalam sidang perdana Rusli Zainal.

Sebelumnya, keterlibatan Kahar Muzakir bersama Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Setya Novanto, pertama dibuka kepada publik melalui ‘nyanyian’ Lukman Abbas, mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Riau dipersidangan saat dirinya menjadi terdakwa dan saksi untuk tersangka lainnya.

Dalam sidang Rusli Zainal di pengadilan Tipikor Pekanbaru, kemarin, Rabu (6/11/2013), Jaksa Penuntut Umum KPK menyebut nama Kahar Muzakir atas dugaan keterlibatan dalam kasus suap PON XVIII Riau dengan meminta uang ‘gondrong’ sebesar US$1,7 juta.

Dalam berkas dakwaan setebal 82 halaman, JPU menyebut Kahar Muzakir meminta RZ melalui mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Riau Lukman Abbas menyediakan dana US$1,7 juta untuk pengurusan usulan anggaran PON Riau dari dana APBN.

"Kahar Muzakir meminta Lukman Abbas menyediakan dana sejumlah 1,7 juta dolar dalam bentuk ‘gondrong’ atau dollar Amerika Serikat yang senilai 6% dari total anggaran yang diajukan sejumlah Rp290 miliar," kata JPU KPK, Riyono, seperti dikutip Antara.

JPU menyebut uang ‘gondrong’ itu akan dibagikan kepada anggota DPR RI agar usulan penambahan anggaran PON XVIII Riau dari APBN-P 2012 dapat disetujui. Kahar meminta agar uang ‘gondrong’ itu dibayar setengahnya atau 3%.

Selain nama Kahar Muzakir, JPU KPK dalam dakwaan juga menyebut nama Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Setya Novanto sebagai orang yang menyarankan agar Lukman Abbas menghubungi Kahar Muzakir untuk pengurusan usulan dana itu.

Dalam dakwaan disebutkan, terdakwa RZ merestui Lukman Abbas memberikan uang tersebut.

"Terdakwa menyarankan kepada Lukman Abbas agar mencari dana dengan cara meminta dari para rekanan yang melaksanakan proyek pembangunan sarana untuk pelaksanaan PON XVIII Riau," ujarnya.

Atas saran dari terdakwa, Lukman Abbas pada Januari 2012 mengumpulkan rekanan disebuah kafe di Plaza Senayan, Jakarta, yang dihadiri perwakilan dari kontraktor PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, PT Bosowa, dan PT Pembangunan Perumahan (PP).

Dari pertemuan itu, PT Adhi Karya menyerahkan uang sejumlah US$427.700, setara dengan Rp3,9 miliar kepada Lukman Abbas di kamar 1208 Hotel Sheraton Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Kemudian uang sejumlah Rp2,749 miliar dari KSO Stadion Utama Riau yang terdiri dari PT PP, Adhi, dan Wika, serta Rp225 juta dari PT Waskita Karya.

Total uang yang terkumpul dari kontraktor berjumlah US$850.000. Uang tersebut diserahterimakan di kantor DPR RI, melalui asisten pribadi Kahar bernama Wihaji yang mengambil uang itu di mobil Lukman Abbas yang parkir di basement gedung DPR RI.

Selanjutnya, Kahar meminta kembali tambahan US$200.000 kepada Lukman Abbas yang harus dipenuhi pada 28 Februari 2012.

Untuk memenuhinya, Lukman kembali meminta dana dari PT Adhi Karya yang terpaksa mengulur waktu akibat tidak tersedia uang lagi di Divisi III PT Adhi Karya.

Hal tersebut sempat membuat terdakwa RZ mengirimkan pesan singkat lewat handphone agar permintaan uang untuk DPR RI segera dipenuhi. PT Adhi Karya baru bisa memenuhi permintaan uang tersebut pada 21 Maret 2012.

Transaksi dengan Kahar Muzakir kembali terjadi di gedung Parlemen di Senayan, melalui Wihaji yang diperintahkan oleh Kahar untuk mengambil uang di mobil Lukman Abbas yang diparkir di basement gedung DPR RI.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper