Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masyarakat China di Houston Protes BBC, Tayangan Komedi Rasis

Ratusan demonstrator, kebanyakan dari masyarakat besar China yang tinggal di Houston, kota terbesar keempat di AS, berkumpul pada Jumat (1/11/2013) di luar kantor lokal BBC untuk memprotes komedi singkat yang bersifat menyerang dan ditayangkan di perusahaan itu.
/abclocal.go.com
/abclocal.go.com

Bisnis.com, HOUSTON - Ratusan demonstrator, kebanyakan dari masyarakat besar China yang tinggal di Houston, kota terbesar keempat di AS, berkumpul pada Jumat (1/11/2013) di luar kantor lokal BBC untuk memprotes komedi singkat yang bersifat menyerang dan ditayangkan di perusahaan itu.

Dalam cerita tersebut, seorang anak yang diceritakan sebagai berasal dari orang Amerika Serikat mesti "membunuh setiap orang di China" sebagai cara untuk menyelesaikan masalah utang AS.

Lebih dari 500 orang berkumpul pada Jumat siang di luar KTRK, stasiun TV lokal yang dioperasikan oleh ABC, di dekat pusat kota Houston. Banyak pengunjuk-rasa mengenakan kaus yang bertuliskan, "Ajarkan Anak-anak untuk Mencintai, bukan Membunuh".

Kumpulan massa tersebut meneriakkan slogan seperti "ABC memalukan", "Boikot ABC", "Pecat Kimmel". Kalimat terakhir merujuk kepada komedian Jimmy Kimmel, pembawa acara acara tayang bincang itu.

Banyak pemrotes memegang spanduk yang bertuliskan "Membunuh Orang China Bukan Lelucon", "Bunuh Utang, Bukan Orang", "Ajarkan Anak-anak Membunuh Hari Ini, Penembakan di Sekolah Besok", "Tidak untuk Permintaan Ma'af Palsu" --yang merujuk kepada permintaan ma'af Jimmy Kimmel baru-baru ini. Tindakan komedian tersebut dipandang kekurangan isi ketulusan dalam pandangan pengeritik.

Sebelum pawai selama 30 menit, wakil dari pemrotes menyerahkan surat kepada Wakil Presiden KTRK Tom Ash untuk menuntut permintaan ma'af resmi dari ABC dan pemecatan Jimmy Kimmel.

Surat sepanjang satu halaman itu berbunyi, "Kami sangat kecewa dan sedih dengan kenyataan bahwa program tak layak semacam itu ditayangkan di jaringan media dengan pemirsa di seluruh dunia.

ABC secara jelas mengajarkan pembunuhan massal dan pemusnahan suku bangsa. Acara tersebut mengirim pesan mengerikan dan tak bertanggung-jawab kepada geneasi muda ... ." Salah seorang pemrotes, Lu Jun, yang berasal dari Shanghai dan kini menjadi warganegara AS, memberitahu Xinhua bahwa orang tak bisa menerima acara "bunuh setiap orang di China" sebagai terlalu ringan.

"Dengan pemirsa sebanyak itu, ABC adalah jaringan televisi yang berpengaruh. Acara yang bersifat menyerang ini mungkin kelihatan remeh, tapi itu dapat memiliki dampak yang mengerikan jika tidak ditangani secara serius. Saya berharap protes kami dapat mengirim pesan bukan hanya kepada ABC tapi juga kepada media AS secara keseluruhan," katanya.

Di dalam acara ABC tersebut, "Jimmy Live Live", yang ditayangkan pada 16 Oktober, Jimmy Kimmel bertanya kepada anak-anak mengenai cara Amerika Serikat mesti menangani penutupan pemerintah dan utang kepada China.

Seorang anak berkomentar bahwa Amerika Serikat mesti "membunuh setiap orang di China". Pengeritik mengatakan Jimmy Kimmel salah karena tidak menghentikan komentar itu dan gagal menjelaskan kepada anak-anak bahwa itu bukan pendapat yang benar, dan bahkan lebih parah lagi ABC gagal menghilangkan komentar tersebut dari tayangan itu.

Komentar yang bersifat menyerang tersebut telah memicu kemarahan dan protes dari masyarakat China. New York, San Francisco, Los Angeles, Dallas dan kota besar lain telah menyaksikan babak protes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper