Bisnis.com, LOS ANGELES - Kepolisian Los Angeles berhasil menangkap Paul Anthony Ciancia, pelaku penembakan di bandar udara Los Angeles pada Jumat (1/11) yang menewaskan seorang petugas dan beberapa korban luka-luka.
Dalam menjalankan aksinya, Paul menggunakan senjata semi otomatis.
Kepala polisi bandara Los Angeles, Patrick Gannon, mengatakan pelaku bertindak sendirian dan melepaskan tembakan setelah menerobos fasilitas keamanan bandara yang dijaga ketat.
Pria itu dipersenjatai dengan senapan serbu dan memicu kepanikan di salah satu bandara tersibuk di dunia. Ratusan wisatawan berlari ketakutan. “Tampaknya dia bertindak sendirian, kami menangkapnya di food court. Para petugas terpaksa menembaknya sekali karena dia terus melakukan perlawanan,” kata Gannon seperti diberitakan Reuters, Sabtu (2/11/2013).
Gerardo Hernandez, pria berusia 39 tahun menjadi korban tewas dari peristiwa penembakan tersebut.
“Pria bersenjata itu menembak setidaknya dua karyawan administrasi keamanan transportasi (TSA),” ujar David Bowdich, agen khusus FBI.
Bowdich mengakui polisi akan segera melakukan penyelidikan terhadap latar belakang penembak dan motivasi melakukan aksi penembakan tersebut.
Tom Ridge , mantan sekretaris US Department of Homeland Security , yang mengawasi TSA beranggapan bahwa perubahan keamanan di bandara dapat membantu mencegah insiden seperti itu terulang kembali. Namun, Ridge menentang adanya ide untuk mempersenjatai agen TSA.
Menyusul insiden penembakan itu, sekitar 1.550 jadwal kedatangan dan keberangkatan pesawat yang mebawa lebih dari 167.000 penumpang mengalami gangguan