Bisnis.com, JAKARTA - Aksi regional oleh pemerintah Asia dinilai masih berjalan lambat sehingga kurang dapat mengambil manfaat dari berbagai inisiatif integrasi seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maupun menangkal volatilitas ekonomi global yang terus bergulir.
Pendapat itu disampaikan oleh Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dalam laporan terbarunya, Kamis (24/10). Bank yang berbasis di Manila itu berpendapat langkah nasional saja tidak akan cukup untuk memperkuat posisi Asia di kancah global.
“Memperkuat integrasi regional dapat mendorong Asia menjadi lebih produktif dan efisien pada saat perekonomian global masih fluktuatif,” kata Iwan J. Azis, Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional ADB.
Untuk dapat mencapai integrasi dan menghindari dampak negatif dari tekanan proteksionisme domestik, pemerintah harus segera meratifikasi, mengimplementasi serta mendukung kesepakatan regional.
Dalam catatannya yang berjudul ‘Pengawas Integrasi Ekonomi Asia (Asian Economic Integration Monitor/AEIM)’, ADB menilai perkembangan kerja sama regional dan integrasi di Asia masih belum merata akibat pergeseran kondisi ekonomi dan keuangan.
Perdagangan lintas batas dan aliran uang juga dinilai melambat kendati ada kemajuan dalam hal investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) lintas batas, pembelian obligasi, utang bank dan aliran pariwisata.