Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dino Pati Jalal: 77% Pengusaha AS Tertarik Investasi di Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia akan menerima investasi tambahan sebesar US$61 miliar dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan.

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia akan menerima investasi tambahan sebesar US$61 miliar dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan.

Rencana penambahan investasi AS ke Indonesia terungkap dalam acara berjudul “Mitra dalam Kesejahteraan : Investasi AS di Indonesia” yang dilakukan oleh Ernst & Young Indonesia, Paramadina Public Policy Institute, dan Universitas Gadjah Mada di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kamis (3/10/2013).

“Indonesia akan menerima dana segar dari AS kira-kira US$61 miliar, kalau situasinya memungkinkan tentunya,” ujar Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Pati Jalal pada penutupan acara tersebut.

Dia menjelaskan mengenai survei KBRI yang menunjukkan 77% pengusaha AS tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

“Ya Indonesia memang memiliki reputasi cukup baik, tetapi cukup berisiko karena tidak ada regulasi hukum yang jelas di Indonesia,” terang Dino.

Pernyataan Dino senada dengan laporan itu menyebutkan tiga tantangan yang harus dihadapi Indonesia terkait investasi asing yaitu ketidakpastian hukum, infrastruktur yang kurang memadai, dan kekurangan tenaga kerja yang memadai.

Selain itu, laporan itu juga melansir besaran investasi AS ke Indonesia pada 2004 hingga 2012 yang mencapai US$ 65 miliar.

Dampak yang paling nyata dari investasi AS itu antara lain sektor fiskal, proses transfer ilmu, dan peningkatan upah karyawan.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (DPP APKLI) Ali Mahsun pada Kamis (3/10) mengharapkan penambahan investasi AS juga dapat berpengaruh secara positif terhadap keberadaan pedagang kaki lima.

“Saat ini, setidaknya kami membutuhkan tiga hal terkait investasi AS yaitu kerjasama untuk meningkatkan kapasitas pedagang kaki lima (PKL), akses permodalan untuk PKL, dan beasiswa,” terang Ali.

Dia menjelaskan ketiga aspek itu sangat diperlukan untuk mendorong performa PKL agar bisa bersaing di dunia usaha dan memberikan kesempatan yang lebih luas.

“Saya berharap tidak ada PKL generasi kedua. Mereka bisa berdiri di kaki sendiri dan bisa dihargai orang lain,” tambahnya. (Amanda K. Wardhani)   

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Laila Rochmatin
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper