Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Harus Selektif Jalin Kerja Sama

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta lebih selektif dalam menjalin kerja sama dengan ekonomi anggota APEC untuk menghindari pelebaran defisit neraca perdagangan dengan mitra dagang.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta lebih selektif dalam menjalin kerja sama dengan ekonomi anggota APEC untuk menghindari pelebaran defisit neraca perdagangan dengan mitra dagang.

Pengamat ekonomi Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Indonesia (LP3EI) Kadin Indonesia Ina Primiana mengatakan selama ini Indonesia hanya mengandalkan ekspor barang mentah. Padahal, harga komoditas tersebut rentan terhadap fluktuasi pasar.

“Pemerintah harus bisa mengkaji sektor mana saja yang paling berpotensi untuk bersaing dengan produk serupa di negara tujuan kerjasama atau produk lain yang belum diproduksi di negara tersebut,” kata Ina kepada Bisnis, Senin (30/9/2013).

Jika Indonesia hanya mengandalkan ekspor barang mentah, lanjutnya, tidak perlu dilakukan kerja sama bilateral. Terlebih, selama ini Indonesia sudah banyak terlibat dalam organisasi multinasional, salah satunya APEC.

Menurutnya, negara lain yang mengandalkan ekspor produk bernilai tambah justru menjadi pihak yang diuntungkan. Biasanya kerja sama tersebut menerapkan pembebasan tarif beberapa produk yang disepakati. Kondisi ini akan berdampak pada industri dalam negeri, sehingga dikhawatirkan pertumbuhannya melambat alih-alih meningkatkan daya saing.

Ina mengungkapkan salah satu negosiasi yang harus dikaji ulang adalah Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dengan Korea. Gap perbedaan kualitas produk andalan ekspor menjadi salah satu alasan.

Dia melanjutkan pemerintah harus mampu mengembangkan produk bernilai tambah di dalam negeri terlebih dahulu. Jadi, Indonesia mempunyai posisi tawar yang setara saat menjalin hubungan perdagangan dengan negara lain.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan neraca perdagangan Indonesia-Korea Selatan ini periode Januari-Mei 2013 mengalami defisit hingga US$274 juta. Padahal, neraca perdagangan dalam periode yang sama tahun lalu bisa surplus US$2,691 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lahyanto Nadie
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper