Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan membatasi lokasi penjualan hewan kurban hanya di wilayah pinggiran yang berpenduduk jarang guna menghindari kotoran yang mengganggu serta kemacetan lalu lintas.
Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan Chaidar Chairulsyah mengatakan daerah Balikpapan Timur, Balikpapan Barat, dan Balikpapan Utara menjadi wilayah yang bisa menjadi lokasi penjualan hewan kurban.
“Karena tiga daerah tersebut masih belum terlalu banyak penduduknya sehingga masih bisa dijadikan lokasi untuk berjualan hewan kurban,” ujarnya, Senin (16/9/2013).
Dirinya memprediksi pasokan ternak untuk memenuhi kebutuhan Iduladha tahun ini mencapai 2.000 ekor atau meningkat 33% dibandingkan dengan capaian produksi pada 2012. Adapun permintaan kebutuhan hewan kurban diperkirakan mencapai 2.500 ekor.
Berdasarkan laman resmi Pemprov Kaltim, kebutuhan hewan kurban tahun ini diperkirakan 20.765 ekor, yang terdiri dari sapi 12.798 ekor dan kambing 7.787 ekor. Adapun proyeksi ketersediaan ternak di Kaltim mencapai 22.489 ekor, yang terdiri dari sapi 13.583 ekor dan kambing 8.906 ekor.
Pemprov Kaltim menambah ketersediaan daging beku 58,08 ton dari kebutuhan 55,12 ton, termasuk daging ayam 736.950 ekor atau sekitar 759 ton dari kebutuhan sekitar 675.612 ekor atau 696 ton.
Selain itu, kebutuhan telur di mayarakat juga telah disediakan 17.511 ton dari kebutuhan 16.127 ton.
Chaidar mengatakan sapi dari luar daerah harus melalui pemeriksaan di Balai Karantina atau checkpoint. Sementara itu untuk produksi peternak lokal, inspeksi kesehatan meliputi kesehatan fisik serta kelayakan sapi kurban seperti kecukupan umur.
Sosialisasi kesehatan ternak juga dilakukan secara rutin setiap tahun kepada penyelenggara kurban seperti masjid dan tempat–tempat tertentu yang ditunjuk. “Rencananya, kami juga akan sosialisasi pemotongan hewan kurban pada Rabu [18/9/2013] mendatang,” ujarnya.
Dia menambahkan apabila ditemukan penyakit ketika sapi yang telah dipotong, pihaknya melarang penyelenggara kurban membagikan seluruh bagian tubuh hewan tersebut.
Chaidar mengakui sulit untuk mendeteksi penyakit pada hewan jika melalui pemeriksaan luar, seperti cacing hati. Untuk itu, pihaknya melakukan sosialisasi agar penyelenggara kurban paham mengenai bentuk dan kriteria sapi yang layak dan sehat untuk di makan.