Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obama Tunda Perang, Dorong Harga Minyak dan Saham

Bisnis.com, WASHINGTON — Keputusan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk ‘menunda’ serangan militer terhadap Suriah guna mencari celah solusi diplomatik membawa sedikit kelegaan bagi harga minyak dunia dan pasar saham.

Bisnis.com, WASHINGTON — Keputusan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk ‘menunda’ serangan militer terhadap Suriah guna mencari celah solusi diplomatik membawa sedikit kelegaan bagi harga minyak dunia dan pasar saham.

Optimisme bahwa AS akan menghindari konflik militer baru di Timur Tengah—yang memasok sekitar sepertiga cadangan minyak dunia—telah membantu menurunkan kembali harga minyak dan menaikkan nilai saham di berbagai kawasan.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober tergelincir 0,43% menjadi US$106,93 per barel, Selasa malam (10/9/2013) waktu New York. Sementara itu, harga minyak Brent turun 0,05% menjadi US$111,19.

Indeks Standard & Poor’s 500 juga melanjutkan tren penguatan terpanjang sejak Juli, naik 0,7% menjadi 1.683,99 Selasa sore waktu setempat. Indeks Dow Jones ikut melesat 127,94 poin atau 0,9% menjadi 15.191,06, demikian pula dengan indeks-indeks saham di Asia.

Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,4% pada level 137,11 pada Rabu siang (11/9) di Tokyo. Indeks Shanghai Composite China naik 0,1%, sementara indeks Topix Jepang dan S&P/ASX 200 Australia masing-masing melesat 0,4%.

Pengukuran indeks penguatan saham 14 hari—indikator yang digunakan untuk menilai adanya momentum trading—mencapai level 66 atau mendekati ambang batas 70. Analis mengkhawatirkan saham-saham telah menguat terlalu jauh.

“Orang-orang mulai tidak terlalu panik soal Suriah dan manufaktur secara global telah menguat. Kami benar-benar telah diyakinkan dan memiliki kelebihan secara taktis terhadap ekuitas global,” ujar George Boubouras, Kepala Staf Investasi Equity Trustees di Melbourne, Rabu (11/9).

Daphne Roth,  Kepala Penelii Ekuitas Asia ABN Amro Private Banking di Singapura menambahkan para investor masih optimistis. “Asia sangat terpolarisasi dan saya lebih memilih negara-negara yang memiliki surplus transaksi berjalan seperti China,” ujarnya.

Di lain pihak, indeks NZX 50 Selandia baru  sedikit berubah, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,2%.

Indeks Taiex Taiwan dan Straits Times Singapura masing-masing tergelincir 0,8% dan 0,3%. Indeks Hang Seng China  juga merosot 0,7%, sementara Hang Seng Hong Kong turun 0,3%.

Pada malam menjelang peringatan ke-12 tahun tragedi serangan 9/11, Obama mengumumkan pidato nasional dari Gedung Putih untuk mengakomodir desakan internasional dan tekanan dari warga AS yang telah jengah dengan isu perang terhadap Timur Tengah.

Presiden asal Demokrat itu mengatakan dia telah meminta Kongres untuk menunda voting untuk melegalkan serangan militer ke Suriah, sementara Pemerintah AS mengajukan proposal untuk mendesak Suriah agar mau menyerahkan senjata kimia mereka.

“Kami akan bekerja sama dengan Rusia dan China di Dewan Keamanan PBB untuk menyingkirkan senjata kimia Suriah dan untuk menghancurkannya di bawah kendali internasional,” papar Obama.

Pidato Obama itu menggarisbawahi betapa konflik Timur Tengah masih menjadi pusat perhatian kebijakan luar negeri AS bahkan setelah dia pernah berjanji Negeri Paman Sam akan menghindari perang seperti dengan Irak dan Afganistan.

“Masih terlalu dini untuk menyatakan apakah penawaran ini akan sukses. Segala bentuk persetujuan harus dapat memastikan rezin [Bashar al-]Assad berpegang pada komitmennya,” lanjut pemimpin AS itu.

Dia menambahkan inisiatif tersebut berpotensi menghapuskan ancaman senjata kimia tanpa menggunakan kekuatan militer, terutama karena Rusia adalah salah satu aliansi terkuat Assad.

Kendati demikian, Obama tetap memerintahkan agar militer AS siaga guna menekan Assad, serta berjaga-jaga jika upaya diplomatik yang tengah diupayakan ternyata gagal.

JALUR DIPLOMATIK

Manuver tak terduga Obama berujung pada penjadwalan Menteri Luar Negeri John Kerry untuk terbang ke Jenewa, Kamis (12/9), guna menghelat pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Menanggapi proposal AS, Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak Suriah untuk tunduk pada kondisi bahwa AS dan sekutunya menunda penggunaan militer untuk menyerang rezim Assad.

“Upaya Rusia untuk mencapai kesepakatan rupanya masuk akal dan dapat berfungsi hanya jika kami mendengar pihak AS—dan semua pendukungnya—menolak penggunaan jalan kekerasan,” tulis Putin di situs resmi Kremlin, Rabu.

Di lain pihak perwakilan pemberontak Suriah mengingatkan penundaan Obama dapat mengeskalasi kekerasan di negara beribu kota Damsakus itu. “Kami tidak setuju karena proposal ini mempertaruhkan darah rakyat Suriah,” ujar Kolonel Qassem Saadedine, Rabu (11/9/2013). (Bloomberg)

Reaksi Pasar Terhadap Penundaan Perang Suriah:

Indikator:                                            Dampak:

Harga minyak WTI                             Turun jadi US$106,93 per barel

Harga minyak Brent                            Turun jadi US$111,19 per barel

Indeks S&P 500                                  Naik 0,7% jadi 1.683,99

Indeks Dow Jones                              Naik 0,9% jadi 15.191,06

Indeks MSCI Asia Pacific,                Masing-masing menguat 0,4%

Topix Jepang, dan S&P/ASX

200 Australia

Indeks Shanghai Composite               Menguat 0,1%

Indeks NZX 50 Selandia Baru           Mengalami sedikit perubahan

Indeks Kospi Korsel                           Turun 0,2%

Indeks Taiex Taiwan                           Turun 0,8%

Indeks Straits Times Singapura          Turun 0,3%

Indeks Hang Seng China                    Turun 0,7%

Indeks Hang Seng Hong Kong          Turun 0,3%

----------------------------------------------------------------------------------------

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper