Bisnis.com, PEKANBARU - Realestate Indonesia (REI) Riau memastikan target pembangunan 10.000 unit rumah layak huni di provinsi ini pada 2013 sulit tercapai, karena masih terkendala oleh masalah perizinan yang sulit di dapat.
Rifa Yendi, Ketua DPD REI Provinsi Riau, mengatakan hiingga awal September 2013, dari target 10.000 unit rumah sudah terealiasi sekitar separuhnya, sehingga target tersebut sulit tercapai.
Namun, pasokan dan permintaan rumah tahun ini ada kenaikan sekitar 5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dia mengatakan ada beberapa kendala yang dihadapi para pengembang di Riau terutama sulitnya pengurusan sertifikat dan susahnya mendapatkan izin mendirikan bangunan (IMB) menjadi persoalan mendasar.
Selain itu, pemerintah pusat dan daerah belum mendukung sepenuhnya program REI untuk menwujudkan Riau sebagai kawasan etalase untuk Indonesia bagian barat.
“Kami butuh dukungan untuk merealisasikan target 10.000 unit rumah tiap tahunnya mengingat pertumbuhan ekonomi Riau semakin meningkat, artinya kebutuhan rumah mewah dan rumah sederhana serta ruko akan meningkat,” terangnya, Selasa (10/9/2013).
Provinsi Riau, katanya, merupakan daerah strategis yang memang pantas untuk dijadikan sebagai kawasan etalase Indonesia bagian barat. Letak yang strategis yakni berdekatan dengan dua negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, menjadi acuan kuat untuk mewujudkan hal itu.
Pembangunan perumahan saat ini di Riau memang difokuskan pada pengembangan di kawasan perkotaan khususnya di wilayah Ibu Kota Riau, Pekanbaru.
"Tentu ada target, salah satunya yakni untuk menjadikan Pekanbaru sebagai kota metropolitan yang menyaingi kota-kota besar di Sumatra seperti Medan dan Palembang. Jika pengurusan sertifikat lama dan IMB sulit didapat capaian ini sulit akan tercapai," katanya.