Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Kawasan Bebas Melambat Gara-Gara Rupiah Lemah

Bisnis.com, BATAM - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, yang menjadi kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas, pada triwulan kedua 2013 melambat menjadi 5,17% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,96%.

Bisnis.com, BATAM - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, yang menjadi kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas, pada triwulan kedua 2013 melambat menjadi 5,17% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,96%.

Amanlison Sembiring, Pimpinan Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau, menjelaskan factor ekonomi global menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi daerah ini terutama dari aktivitas ekspor dan realisasi investasi.

“Walaupun terjadi perlambatan, namun ekonomi Kepri tetap tumbuh walaupun angkanya dibawah pencapaian triwulan 1 sebesar 7,96% menjadi 5,17% pada triwulan dua,” ujarnya tadi pagi.

Dia mengatakan perlambatan dari sisi investasi terlihat dari sector industri pengolahan di Kepri yang menurun sedangkan dari sisi ekspor terkonfirmasi dari konsumsi rumah tangga khususnya makanan yang meningkat karena factor kenaikan harga barang di pasaran.

Kondisi ini berbeda jika dibandingkan konsumsi rumah tangga non makanan seperti barang elektronik dan pakaian yang menunjukkan kecenderungan menurun.

“Hal ini disebabkan daya beli konsumen lebih besar tersedot untuk belanja bahan makanan yang harganya sudah lebih dulu meningkat. Akibatnya masyarakat tidak memiliki kemampuan membeli barang lain,” papar Amanlison.

Pada 2013 mendatang, Bank Indonesia Kepri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi year – on – year (yoy) dan inflasi mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi 2013, menurut dia, akan relative lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi Kepri 2012 lalu.

Sedangkan inflasi, pertumbuhan terjadi karena kenaikan harga pada Juli – Agustus ketika bulan puasa dan Lebaran.

“Hasil proyeksi kami pada 2013, Kepri akan mengalami percepatan pertumbuhan berkisar antara 7,3 – 7,7%. Proyeksi ini masih dibawah pertumbuhan 2012 sebesar 8,21%,” tuturnya.

Sementara itu Minot Purwahono, Deputi Bidang Ekonomi Moneter BI Perwakilan Kepri, menambahkan proyeksi inflasi Kepri pada tahun ini diperkirakan relative lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

“Perkiraan kami sekitar 5,5% plus minus 1, atau masih lebih tinggi dibandingkan nasional 4,5% plus minus 1,” kata dia.

Bank Indonesia Kepri menilai inflasi terutama di daerah ini relative tinggi karena pada sampai dengan Juli lalu saja sudah mencapai 5,01%.

Untuk itu, pihaknya bersama instansi terkait akan berupaya menjalankan beberapa langkah pengendalian inflasi.

Salah satunya adalah menjaga kecukupan pasokan dan kelanjaran distribusi barang kebutuhan pokok di pasaran karena pemicu inflasi terbesar di Kepri ini berasal dari bahan makanan yang sebagian besar berasal dari daerah lain.

“Sehingga menjaga kelancaran dan kecukupan bahan makanan merupakan isu yang sangat vital untuk diperhatikan dalam menjaga tingkat kenaikan harga di pasaran,” kata Minot.

Net Ekspor

Menyikapi pelemahan mata uang Rupiah terhadap Dollar yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini, Bank Indonesia wilayah Kepri justru menilai situasi ini memberikan dampak positif bagi perekonomian Kepulauan Riau.

“Data yang kami terima menunjukkan Kepri termasuk wilayah net export sehingga masih sedikit lebih baik dibandingkan daerah lain,” ujar Amanlison.

Dibandingkan triwulan satu terhadap triwulan dua, neraca perdagangan ekspor dan impor di wilayah ini menunjukkan angka positif di mana ekspor masih surplus dibandingkan impor.

Dengan demikian, lanjut dia, perekonomian Kepri bisa terus tumbuh ditengah pelemahan mata ang Rupiah terhadap Dollar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Suyono Saputra
Editor : Yoseph Pencawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper