Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penembakan Polisi, Jenis Peluru Sama Milik Gembong Teroris Poso

Bisnis.com, JAKARTA—Insiden penembakan polisi diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris Poso, Sulawesi Tengah, karena memiliki persamaan dengan jenis selongsong peluru berdiameter 9,9 mm.

Bisnis.com, JAKARTA—Insiden penembakan polisi diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris Poso, Sulawesi Tengah, karena memiliki persamaan dengan jenis selongsong peluru berdiameter 9,9 mm.

Peluru tersebut ditemukan baik di lokasi tempat kejadian perkara (TKP) maupun yang bersarang di tubuh korban. Peluru dari penembakan dua anggota Polsek Pondok Aren, Tangerang, Ipda Kushendratna dan Aipda Ahmad Maulana Tangerang Selatan, Jumat (16/8) sekitar pukul 21.30 WIB, sama seperti peluru yang dipungut dari lokasi penembakan terhadap anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat, Aiptu Patah Saktiyono, Sabtu (27/7), di Cirendeu, Ciputat, Tangerang. 

Begitu juga dengan peluru yang menyasar anggota Babinkamtibmas Polsek Cilandak, Aiptu Dwiyatno, di Jl Otista Raya, Ciputat, Rabu (7/8) pukul 04.30 WIB.

Kabiro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan peluru kalibar 9,9 mm itu biasanya digunakan untuk senjata api jenis pistol merek FN ataupun Baretta. Namun, pihahnya masih enggan menyebut kepastian jenis senjatanya apakah pabrikan atau rakitan.

"Bisa saja larasnya pabrikan tapi senapannya rakitan. Itu belum bisa dipastikan dari pemeriksaan proyektil. Peluru kaliber itu juga bisa digunakan untuk senjata merek yang berbeda. Jadi ini semua masih diselidiki," terangnya, Minggu (18/8/2013).

Meskipun demikian, Boy menerangkan peluru semacam itu biasa digunakan oleh anggota teroris yang sudah tertangkap atau ditembak mati oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.  

Misalnya, dalam kasus pengungkapan kasus penyelundupan senjata yang dilakukan oleh dua Warga Negara Indonesia (WNI) S bin R, 33, tahun dan D bin B, 28 tahun, di Tawau, Malaysia. Mereka merupakan anggota jaringan teroris Abu Umar alias Fatah alias Amin.

Saat itu, paparnya, mereka hendak menyelundupkan senjata api sisa konflik di Filipina Selatan lewat jalur darat.  Peluru kaliber 9,9 mm itulah salah satu yang berusaha diselundupkan mereka ke dalam negeri."Kaliber seperti itu kami peroleh juga dari beberapa jaringan [teroris) yang kami ungkap. Kelompok Abu Roban juga punya senjata rakitan dengan kaliber ini," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Winda Rahmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper