Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jamaah an-Nadzir Salat Id Hari Ini

Bisnis.com, GOWA, Sulsel - Jamaah an-Nadzir atau jamaah pemberi peringatan telah melaksanakan salat id pada Rabu (7/8) pagi di Gowa, Sulawesi Selatan.

Bisnis.com, GOWA, Sulsel - Jamaah an-Nadzir atau jamaah pemberi peringatan telah melaksanakan salat id pada Rabu (7/8) pagi di Gowa, Sulawesi Selatan.

Jamaah ini dapat dikenali dengan mudah dari penampilannya. Rambut mereka panjang sebahu dan dicat pirang, mengenakan sorban, serta berjubah hitam.

Menurut ulama an-Nadzir yang juga menjadi imam salat id hari ini, ustad Lukman, jumlah pengikut an-Nadzir Mawang saat ini mencapai 1.000 orang.

"An-Nadzir yang resmi hanya ada di sini," kata Lukman kepada wartawan seusai melaksanakan salat id. Dia mengakui ada pengikut di daerah lain, tetapi sebagian tidak murni.

Soal penentuan Ramadan maupun Syawal yang berbeda dengan pemerintah, Lukman menjelaskan bahwa jamaah tersebut menggabungkan metode penghitungan bulan atau rukyat dan dengan cara melihat hilal atau penampakan bulan. ditambah dengan tanda-tanda alam lain.

Lukman mengatakan pihaknya menjalankan shalat id hari ini dengan mengambil rujukan gejala alam yang terjadi seperti air laut pasang penuh. Ketika laut pasang, hal itu berarti bulan dan matahari berada pada posisi sejajar.

Ditambahkan bahwa cara mereka melihat bulan baru telah sesuai dengan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Mereka sudah mengintai wujud bulan dari bulan-bulan sebelumnya.

"Alhamdulillah perhitungan kami konsisten dari tahun ke tahun." katanya. Dalam khutbah dia juga menyinggung bahwa penentuan Ramadan maun Syawal akan dimintai pertanggungjawaban.

Seperti ormas Islam lain, Lukman ternyata juga mendapat undangan dari Menteri Agama untuk menghadiri sidang isbat hari ini. "Ada suratnya dari Menag, tapi disayangkan sekali hari ini saya tidak bisa hadir. Kami mohon maaf sekali," katanya.

Sementara itu, untuk cara salat id mereka tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan mayoritas umat Muslim lain. Hanya saja, dalam salatnya mereka tidak bersedekap melainkan meluruskan tangan, serta tidak mengeraskan ucapan "amin" setelah imam selesai membaca surah al-Fatihah.

Jemaah An-Nadzir di Sulsel sendiri didirikan oleh KH Syamsuri Majid pada 1998. Awalnya bernama Majelis Jundullah, karena identik dengan Laskar Jundullah, nama kelompok ini pun berubah menjadi An-Nadzir.

Jamaah ini membentuk perkampungan sendiri dan hidup dengan menanam padi di sekitar pemukiman, yang berupa rumah pondok dari bambu. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kata Lukman, jemaah An-Nadzir tidak berjarak dengan masyarakat sekitar. Bahkan beberapa tokoh di Kelurahan Mawang juga menjadi pengikut di jamaah tersebut.

"Tidak ada paksaan, mereka ikut dengan sukarela. Penerimaan masyarakat sini juga positif, bukan hanya dalam peribadatan, melainkan juga kegiatan sosial," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper