Bisnis.com, MAKASSAR--Aktivitas anggota yakuza Jepang di Indonesia ternyata terus dimonitor aparat kepolisian dari Negeri Sakura.
Richard Susilo, mantan wartawan yang 20 tahun karir jurnalistiknya dihabiskan di Jepang, menyebutkan bahwa anggota yakuza kini mengincar Indonesia sebagai tempat untuk pencucian uang.
Indonesia menarik perhatian mereka karena perekonomian negara ini sedang tumbuh, sementara ekonomi Jepang sendiri lesu dan ada pengetatan undang-undang Anti-Yakuza.
Dalam bukunya berjudul Yakuza Indonesia, mantan Kepala Biro Bisnis Indonesia di Tokyo ini telah mewawancarai banyak sumber termasuk aparat.
Salah satu yang diwawancarainya adalah Shigeyuki Tani, Wakil Kepala Anti-Sindikat Kejahatan Terorganisir Badan Kepolisian Nasional (NPA) Jepang. Pada 23 Mei 2013 lalu Tani mengatakan pihaknya terus memonitor yakuza yang berada di luar negeri.
Richard yang mengutip Tani menyebut bahwa NPA tidak bisa bertindak jika yakuza tidak melakukan kejahatan. Jika ada yang berbuat kejahatan, mereka akan memburu, menangkap, dan membawanya pulang ke Jepang.
Disebutkan pula bahwa kepolisia Jepang telah bekerjasama dengan berbagai aparat di negara-negara Asia termasuk dengan Indonesia.
"Sejak 10 tahun lalu jumlah anggota yakuza menurun drastis 30,55% dari semula 91.000 orang pada 2002 menjadi 63.200 pada 2012," tulisnya di halaman 250.
Menurut Tani, kegiatan yakuza yang dilakukan di Indonesia sangat cerdas dan sulit dideteksi bagi yang tidak mengetahui dan memahami bahasa dan budaya Jepang.
Tani menyebut bahwa ada polisi Jepang di Indonesia. Mereka berkedudukan di kedutaan ataupun di Konjen Jepang di Indonesia.
Bahkan kepolisian Jepang juga mengadakan pertemuan rutin dengan polisi dari Asia, termasuk Indonesia, pada November setiap tahun di Tokyo.
Selain bertukar informasi, mereka menjalin kerja sama untuk memonitor dan membasmi kejahatan kedua negara.
Beberapa modus penipuan yang dilakukan yakuza antara lain dengan pengumpulan dana untuk investasi berbagai proyek, termasuk proyek di Indonesia, mulai pertambangan, perkayuan.Targetnya memang orang kaya dan terutama orang usia lanjut di Jepang.
"Penulis juga menemukan seorang Jepang dengan inisial S, diperkirakan melakukan upaya penipuan dengan pengumpulan sejumlah dana dari berbagai warga Jepang untuk diinvestasikan ke Indonesia," ungkap Richard dalam bukunya.
Dari brosur yang dibuatnya, dana akan diperuntukkan bagi proyek perkayuan dan pertambangannya di Indonesia. Sampai saat ini warga jepang ini masih terus berusaha mencari para investor Jepang dan masih terus bolak-balik Jepang-Indonesia.
Richard menyaankan agar kita untuk semakin berhati-hati menghadapi investor Jepang yang datang ke Indonesia.
Boleh saja mereka menginvestasikan dananya ke Indonesia. Namun, ada baiknya bagi kita juga, apabila dapat mengetahui lebih lanjut sumber dana tersebut. "Jangan sampai Indonesia menjadi tempat pencucian uang bagi oknum-oknum asing, terlebih kalangan yakuza ini," tulisnya.