Bisnis.com, JAKARTA - Pasangan kerajaan, Pangeran William dan Kate Middleton, baru saja dikaruniai seorang putera, yang otomatis berada di urutan ketiga pada daftar pewaris tahta Kerajaan Inggris, setelah kakeknya Pangeran Charles dan ayahnya sendiri Pangeran William.
Linda Geddes yang menciptakan dan mengasuh kolom "Bumpology" mengenai ilmu tentang kehamilan, menuliskan satu esai ilmiah mengenai bayi yang dikaitkan dengan si bayi kerajaan yang menjadi cicit Ratu Elizabeth II dalam New Scientist online. Dan berikut tulisannya.
1. Kate adalah pusat semesta si bayi
Si jabang bayi pastinya belum tahu cerita perjalanan Kate Middleton dari seorang gadis biasa menjadi puteri bergelar Duchess of Cambridge. Tapi dia sudah tahu suara dan bau tubuh ibunya, karena telah mengenalinya selama berbulan-bulan semasa dalam kandungan.
Menurut satu penelitian, bayi yang baru berusia hitungan jam saja mampu membedakan suara ibunya dari suara wanita lainnya yang misalnya sama-sama lagi menyanyikan lagu yang sama di depan bayi. Bayi juga mengenal bau tubuh ibunya. Bayi berumur lima hari bahkan bisa meronta-ronta ke kain dari baju yang dikenakan ibunya.
Sejumlah penelitian belakangan ini bahkan menyebutkan bayi akan lebih tertarik pada aroma (maaf) puting payudara ibunya, ketimbang aroma ASI. Dalam hitungan jam, bayi pewaris tahta itu akan menyimpan memori wajah Kate dan bisa mengenalinya kendati Kate berada di tengah kumpulan wanita yang berwajah mirip dengannya.
2. Manusia adalah fokus perhatian berikutnya, bukan hewan
Bayi sepertinya memiliki indra yang kuat untuk mengapresiasi proporsi wajah manusia dan tahu itu bermakna khusus untuknya.
Perlihatkanlah kepada bayi sekumpulan bentuk-bentuk yang menyerupai wajah manusia dan si bayi akan memilih memperhatikan bentuk wajah yang memang wajah manusia.
Bayi juga tahu apakah seseorang memperhatikannya atau tidak.
Ketika bayi-bayi baru lahir di Cambridge, Inggris, diperlihatkan kepada mereka foto seorang wanita dengan mata terbuka dan foto lainnya dengan mata mata tertutup, bayi-bayi itu lebih lama memperhatikan wajah yang matanya terbuka.
Bayi baru lahir juga lebih tertarik melihat wajah bahagia daripada wajah sedih, dan bahkan dapat merenungkan masa depan mereka.
3. Dia dapat mengenali angka
Si bayi Wales kini menempati urutan ketiga dalam daftar pewaris tahta setelah kakeknya, Pangeran Charles, dan ayahnya, William. Dia tidak tahu angka silsilah itu tapi bayi bisa mengenal urutan. Kendati butuh waktu sebelum pangeran muda ini bisa menghitung sampai sepuluh, dia sudah mengerti perbedaan ini.
Sampai kini, orang berasumsi bahwa apresiasi terhadap angka sebagai konsep abstrak adalah hal yang bisa dipelajari, bukan bawaan sejak lahir.
Namun saat bayi yang baru lahir diputarkan rekaman silabus lisan yang mengulang angka beberapa kali –-contohnya "ba ba ba"-– dan diperlihatkan kepadanya kumpulan lingkaran atau persegi di layar, maka bayi bisa menunjukkan kapan angka-angka itu berurutan.
Sejumlah penelitian lainnya menyatakan otak mengandung sel syaraf pengumpul khusus yang bekerja untuk merespons objek-objek berbeda.
4. Dia bisa membedakan jenis bahasa
Bayi Kate dan William belum bisa berbicara dalam bahasa ibunya, bahasa Inggris, namun dia sudah mengetahui keunikan bahasa Inggris.
Selama beberapa bulan dia mendengar suara-suara dari dunia luar melului dinding rahim ibunya.
Bayi tahu kala seseorang beralih menggunakan bahasa yang berbeda, mungkin karena perubahan-perubahan pada ritme dan intonasi mereka.
Kendati bayi bisa mengawali mengategori suara dan ritme, bahkan sebelum lahir, bayi dapat mendengar dan membedakan 150 suara percakapan dalam bahasa-bahasa berbeda di seluruh dunia sampai mereka berumur sembilan bulan. Setelah itu otak bayi mulai menspesialisasi dan inilah alasan mengapa misalnya, orang Jepang susah mengucapkan huruf "r" dan "l".
5. Dia dapat merasakan harmoni dalam musik
Raja baru di masa mendatang ini memang belum bisa menjentikkan jemarinya di alat musik, namun bayi yang baru lahir bisa mendeteksi warna musik sejak mereka lahir ke dunia.
Jika orang dewasa dilengkapi sensor-sensor yang mendeteksi sinyal listrik dalam otak dan memainkan ritme biasa, otaknya menghasilkan tanda khusus jika ritme itu kacau. Hal sama berlaku pada bayi.
Ketika bayi baru lahir kepadanya dimainkan variasi-variasi ritme musik rock dengan beat-beat tertentu dihilangkan, otak bayi mendeteksi kapan beat yang penting itu dihilangkan.(antara/yus)
BACA JUGA:
Pangeran Inggris Keturunan Nabi Muhammad SAW, Benarkah?