Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Filipina, Masalah Ketenagakerjaan Jadi Tantangan

Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya pertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun terakhir tidak membawa dampak signifikan dalam masalah ketenagakerjaan Filipina. Tahun lalu, pengangguran di negara ini mencapai 7%, adapun angka setengah pengangguran 20%.

Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya pertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun terakhir tidak membawa dampak signifikan dalam masalah ketenagakerjaan Filipina. Tahun lalu, pengangguran di negara ini mencapai 7%, adapun angka setengah pengangguran 20%.

Asian Development Bank (ADB) dalam laporan bertitle Asian Development Outlook 2013 menyebutkan penyebaran sejumlah besar pekerja ke luar negeri menutup sepenuhnya masalah di pasar tenaga kerja Filipina.

Sebanyak 7 juta, setara dengan 17% dari tenaga kerja Filipina telah meninggalkan negara untuk bekerja, menambah jumlah warga Filipina di luar negeri menjadi lebih dari 10 juta.

Sementara itu, 40% dari mereka yang bekerja di dalam negeri masuk klasifikasi rentan, yakni pekerja dalam lingkungan keluarga tanpa bayaran, dan pekerja mandiri, terutama di sektor informal.

Sebuah survei yang dilakukan Social Weather Stations dengan jajak pendapat organisasi tahun lalu menunjukkan bahwa 52% responden menilai dirinya sebagai orang miskin, persentase tertinggi sejak 2008.

Survei kondisi kemiskinan nasional dalam keluarga dan pengeluaran pendapatan terbaru, dilakukan pada 2009, adalah 26,5%, dan menunjukkan perbaikan pada level 33,1% pada 1991 tetapi masih tinggi.

Meskipun Akselerasi pertumbuhan PDB tahun lalu menjadi 6,6%, pertumbuhan lapangan kerja melambat menjadi 1,2%, dengan hampir semua pekerjaan baru yang dihasilkan oleh jasa.

The Business Processing Association of the Philippines memperkirakan bahwa industri BPO yang berkembang pesat akan mempekerjakan 926.000 karyawan penuh-waktu pada akhir 2013, atau 2% dari total angkatan kerja.

BPO sebagian besar mempekerjakan pekerja terampil, namun, yang tidak banyak menciptakan lapangan bagi tenaga kerja tidak terampil.

Pariwisata dan jasa terkait mempekerjakan 4 juta orang, atau 10% dari angkatan kerja. Layanan lain termasuk keuangan dan ritel menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Namun, sektor jasa tidak dapat menyerap semua angkatan kerja baru, yang tumbuh sekitar 2% per tahun.

Basis industri yang kuat, khususnya di bidang manufaktur, bisa menghasilkan berbagai macam pekerjaan. Akan tetapi perkembangan manufaktur di Filipina telah tertinggal dari negara-negara besar di Asia Tenggara.

Kontribusi manufaktur dalam PDB menurun menjadi 22% pada 2012. Padahal pada 1990, kontribusinya mencapai 26%. Manufaktur di Filipina menyediakan hanya 8,3% dari total lapangan kerja, angka kontribusi yang jauh lebih kecil daripada di negara-negara sebanding.

Memacu pembangunan industri membutuhkan reformasi yang luas untuk mengatasi tantangan lama, yakni kondisi yang buruk untuk penyediaan infrastruktur, maupun investasi dan lingkungan bisnis yang ramah, serta tata kelula yang buruk.

Dalam 2 dekade terakhir, langkah telah diambil di bidang ini, seperti perdagangan telah diliberalisasi, sistem perizinan disederhanakan, dan sistem keuangan yang sehat didirikan.  Baru-baru ini, reformasi tata kelola dan peningkatan bertahap dalam infrastruktur telah meningkatkan iklim investasi.

Reformasi tersebut memang sangat penting, namun hal tersebut tidak bisa dengan sendirinya menarik investasi manufaktur baru dalam jangka dekat. Intervensi diperlukan untuk menggaet pabrikan baru.  Tantangannya adalah identifikasi

Tantangannya adalah untuk mengidentifikasi kendala pengembangan industri tertentu dan merumuskan kebijakan untuk pengembangannya.  Itu memerlukan konsultasi yang cukup dengan industri yang bersangkutan.

Sebuah kesempatan bisa saja terbuka bagi Filipina untuk mengejar target tersebut, mengingat minat baru beberapa produsen untuk berinvestasi di Asia Tenggara dan pengakuan atas Filipina yang sedang melakukan perbaikan iklim investasi.

Selain itu, pasar tenaga kerja dan pengetatan upah meningkat lebih cepat di beberapa negara Asia yang bersaing dengan Filipina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper