Bisnis.com, JAKARTA— Saat pertama berpuasa, satu bom mobil meledak di Selatan Beirut pada Selasa yang mencederai sedikitnya 53 orang dalam peristiwa paling serius di benteng gerakan Syiah Hizbullah di Lebanon sejak dimulainya konflik Suriah.
Ledakan itu terjadi di tengah-tengah ketegangan yang meluas di Lebanon akibat perang saudara yang melanda Suriah, tempat para pejuang Hizbullah telah bergabung dengan pasukan Presiden Bashar al-Assad menghadapi pergolakan yang dilakukan sebagian besar oleh gerilyawan Sunni.
"Satu bom mobil meledak dekat sebuah koperasi bernama Pusat Koperasi Islam di Bir al-Abed, yang terletak di jantung benteng Hizbullah di Beirut,” kata sumber militer sepeti dikutip dari Antara, Rabu (10/7/2013).
Menteri Kesehatan Lebanon Ali Hassan Khalil mengatakan kepada AFP bahwa 53 orang menderita cedera, dengan menambahkan bahwa 12 orang masih di rumah sakit dan dua orang menjalani operasi bedah.
Seperti diketahui Bir al-Abed yang padat merupakan kawasan Muslim Syiah.
Stasiun televisi, antara lain Al-Manar milik Hizbullah, memperlihatkan pemadam kebakaran berusaha memadamkan api sementara asap hitam membubung ke udara.
Seorang saksi mata mengatakan ledakan itu "kuat." Orang-orang panik dan berlarian setelah terjadi ledakan, kata Carole Mansour, pemilik toko sepatu dekat kawasan tempat kejadian perkara.
"Asap begitu tebal," kata Mansour, menambahkan bahwa para anggota Hizbun menambahkan bahwa 12 orang masih di rumah sakit dan dua orang menjalani operasi bedah.
"Saya heran seseorang berbuat ini pada hari pertama Ramadhan," kata Mansour, merujuk pada bulan suci kaum Muslim.
Sejumlah pengikut Syiah berpuasa pada Selasa walaupun pengikut Syiah dan Sunni lain akan berpuasa pada Rabu atau Kamis.
Para politisi Lebanon dari berbagai kalangan segera mengutuk ledakan itu, termasuk Presiden Michel Sleiman yang segera menyerukan bagi diakhirinya "taktik seperti itu, dan menghormati keamanan semua warga negara Lebanon."
Mantan Perdana Menteri dan pemimpin oposisi Saad Hariri, banyak yang konstituennya di Lebanon mendukung pergolakan di Suriah dan marah oleh intervensi Hizbullah, memperingatkan bahwa negeri itu harus menghindari terjerumus ke peperangan yang hanya akan lebih memecah Lebanon."
Secara resmi netral dalam konflik Suriah, Lebanon terbagi dalam kelompok-kelompok pro dan anti-Presiden Bashar.