Bisnis.com, AMMAN - Jordania dan Arab Saudi menetapkan Bulan Ramadan jatuh pada Rabu (10/7/2013), kata Kepala Pengadilan Agama Islam Jordania Ahmad Helayel dan Pengadilan Agama Kerajaan Arab Saudi, Senin (8/7/2013).
Di Jordania dan Arab Saudi, rukyat hilal menjadi patokan untuk menetapkan awal Ramadan. Jika hilal tidak terlihat, pihak berwenang menetapkan Bulan Sya'ban digenapkan jadi 30 hari.
Dalam satu rapat untuk mengumumkan awal Ramadan, Helayel mengatakan teleskop dipasang di beberapa lokasi di seluruh Jordania untuk melihat hilal, tetapi hilal sebagai penanda awal bulan itu tidak terlihat, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi (9/7/2013).
Di beberapa negara lain Arab dan Islam seperti Turki dan Libya, perhitungan astronomi digunakan untuk menetapkan awal Ramadan, masalah yang mengakibatkan perbedaan pendapat antar-negara dan bahkan antar-umat Muslim.
Di Arab Saudi, Pengadilan Agama Kerajaan dalam satu pernyataan menyatakan, "Besok, 9 Juli akan menjadi hari ke-30 Bulan Sya'ban dan bulan suci Ramadan dimulai pada 10 Juli." Pengumuman Pengadilan Kerajaan Arab Saudi tersebut dilandasi atas keputusan yang diambil oleh Mahkamah Agung, setelah pertemuan di Taif pada Senin.
Sama seperti keputusan Arab Saudi, Mufti Nasional Mesir Syeikh Shauqi Abdel Karim Allam, pada Senin malam menetapkan awal puasa Ramadan jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013. Pemerintah Indonesia bersama ormas-ormas Islam juga telah menetapkan awal Ramadan pada Rabu, meskipun Muhammadiyah telah memulai puasa pada hari ini.
Mahkamah Agung Arab Saudi mengucapkan selamat kepada semua umat Muslim di seluruh dunia atas kedatangan Bulan Suci Ramadan dan berharap bulan itu akan memperkokoh persatuan umat Muslim serta meningkatkan hubungan di antara mereka.
Umat Muslim di seluruh dunia menyambut kedatangan Bulan Suci Ramadan dengan penuh kebahagian dan penghormatan. Semua umat Muslim yang sehat, sudah baligh diwajibkan menjalankan puasa Ramadan untuk membersihkan diri mereka dan menyehatkan mereka, lahir dan batin.