BISNIS.COM, SURABAYA -- Industri pengolahan rotan di Jawa Timur ditargetkan tumbuh 25% pada tahun ini.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Jawa Timur Nur Cahyudi mengatakan target optimistis itu karena pasar ekspor tumbuh.
"Eropa dan Amerika memang melambat, tapi pasar ekspor tumbuh," jelasnya, Rabu (3/7/2013).
AMKRI mencatat ekspor olahan rotan Jawa Timur naik, dari US$32,48 juta pada 2010 menjadi US$39,43 juta pada 2011. Pada 2012 ekspor sekitar US$40 juta, tumbuh tipis karena larangan ekspor rotan mentah.
"Makanya kami targetkan bisa mencapai US$50 juta sampai akhir tahun ini," jelasnya.
Pelaku industri rotan di Jawa Timur saat ini tercatat 30 perusahaan dengan karyawan 6.450 orang. Adapun pelaku industri skala usaha kecil memiliki karyawan 2.400 orang.
Pelarangan ekspor rotan mentah, kata Nur, memang tidak menyebabkan industri tutup. Meski demikian, bila ingin pertumbuhan sektor ini bagus perlu dilakukan terobosan.
Termasuk menghilangkan permainan tata niaga bahan baku yang menyebabkan disparitas harga lebar. Dia menguraikan harga rotan di petani saat ini Rp900 dan Rp8.750 di pabrik.
"Harga rendah di petani menyebabkan tidak ada yang mencari rotan, bahan baku terganggu," jelasnya.
Bila tidak ada terobosan soal pasokan itu, lanjut dia, gelar Indonesia sebagai pemilik persediaan 85% rotan dunia tak banyak berdampak bagi industri.
Asosiasi, kata dia, sudah menjalin kerja sama dengan sentra penghasil rotan. Meski demikian langkah serupa perlu dilakukan pemerintah daerah agar komitmen pasokan dari sentra rotan terjaga.
Industri Rotan di Jatim Bisa Tumbuh 25%
BISNIS.COM, SURABAYA -- Industri pengolahan rotan di Jawa Timur ditargetkan tumbuh 25% pada tahun ini.Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Jawa Timur Nur Cahyudi mengatakan target optimistis itu karena pasar ekspor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu