BISNIS . COM, JAKARTA—Presiden Susilo Bambang Yudhoyono marah atas disudutkannya Indonesia atas kebakaran lahan di Riau, 2 hari setelah meminta maaf kepada Singapura dan Malaysia atas kejadian tersebut.
Pemberitaan media internasional dan pernyataan yang datang dari kedua negara dinilai menimpakan kesalahan seluruhnya kepada pemerintah, perusahaan dan masyarakat Indonesia.
Presiden keberatan atas dua wacana yang berkembang, yaitu pemerintah Indonesia tidak serius mengatasi kebakaran lahan di Riau, dan kebakaran itu dipicu seluruhnya oleh aktivitas perusahaan Indonesia.
“Banyak yang berlebihan sehingga image Indonesia sangat buruk di masyarakat dunia,” kata SBY dalam jumpa pers di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusumah, Rabu(26/6/2013).
“Saya ikuti sendiri, saya baca sendiri, bahwa sejak 1997 Indonesia dianggap terus mencemari udara Singapura. Saya kira berlebihan.”
SBY menjelaskan peristiwa tahun ini unik karena faktor cuaca ekstrim yang membuat lahan gambut sangat mudah terbakar, meskipun tidak membantah kontribusi faktor manusia.
Indonesia, lanjutnya, tengah berupaya keras menanggulangi bencana dengan mengerahkan 3.049 personel sipil dan militer untuk upaya pemadaman api dan membantu masyarakat yang terkena dampak.
Selain itu, RI 1 mengkritik pernyataan dari Singapura dan Malaysia yang meminta hukuman tegas bagi para perusahaan perkebunan yang membuka lahan dengan pembakaran dengan asumsi seluruh perusahaan merupakan perusahaan Indonesia.
“Ada yang berpendapat justru ada keterlibatan perusahaan tetangga dalam kasus ini. Saya katakan, siapapun, perusahaan manapun, dari negara manapun kalau melanggar hukum. Maka hukum harus ditegakkan.”
Kebakaran di 14 Kabupaten/Kota di Riau diperkirakan meliputi sekitar 1.000 hektar lahan perkebunan dan hutan. Asap dari kebakaran tersebut telah mengganggu aktivitas masyarakat di Riau, Singapura dan Malaysia.