BISNIS.COM, JAKARTA—Dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap naiknya harga Sembako menjadi sorotan utama sejumlah media cetak hari ini, Jumat (21/6/2013).
Selain itu, pernyataan bank sentral AS soal penghentian program stimulus yang berdampak terhadap anjloknya harga sejumlah komoditas termasuk emas, juga menjadi sorotan sejumlah media.
Kompensasi Siap Dibagi
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) siap disalurkan secara bertahap mulai Sabtu (22/6). Namun, penyaluran BLSM masih menunggu Keputusan Presiden untuk menaikkan harga BBM (KOMPAS).
Harga Emas Ambles Nyaris 6% Sehari
Harga emas semakin murah. Kemarin, harga logam mulia ini tertekan hebat pernyataan Gubernur Bank Sentral S, Ben Bernanke. Dia bilang, Federal Reserve akan mengurangi stimulus moneter tahun ini dan mengakhiri program stimulus pada pertengahan 2014 bila prospek perbaikan ekonomi AS stabil (KONTAN).
Harga Sembako Kian Meroket
Harga bahan kebutuhan pokok sudah bergerak naik. Selain pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat, kondisi ini seperti ritual tahunan setiap datangnya Ramadhan dan Lebaran. Anehnya, pemerintah dibuat tak berdaya menghadapi fenomena seperti ini. Ini membuat beban ekonomi rakyat semakin berat akibat kenaikan harga Sembako yang kian tak terjangkau. Paling pemerintah akan menerapkan strategi “operasi pasar” bila dipandang perlu (NERACA).
Pemerintah-BI Antisipasi Capital Outflow
BI siap membeli surat berharga yang dilepas oleh pemodal asing. Sedangkan pemerintah segera mengumumkan penaikan harga BBM dan berusaha menekan laju inflasi akibat keputusan pengurangan subsidi BBM. Langkah pemerintah dan BI dilakukan untuk meredam arus modal keluar menyusul pengurangan quantitatif easing oleh Amerika Serikat (INVESTOR DAILY).
Pemerintah Berupaya Tahan Capital Outflow
Pemerintah akan berupaya tidak mengeluarkan kebijakan yang membuat investor gugup sehingga bisa meredam tekanan penarikan modal dari investor asing. Pejabat pemerintah mengatakan, langkah tersebut diambil sebagai antisipasi pernyataan dari Gubenur Bank Sentral Amerika Serikat yang akan mengurangi stimulus jika ekonomi AS membaik (INDONESIA FINANCE TODAY).