BISNIS.COM, JAKARTA—Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengungkap pelaku bom bunuh diri Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada 3 Juni lalu. Temuan tersebut baru berhasil dikuak pada Senin (17/6/2013), setelah melewati 14 hari penyelidikan.
“Identitas korban diketahui setelah tes DNA dibandingkan dengan seorang Ibu bernama Jumaroh di Lamongan, Jawa Timur. Istilah kedokterannya hasilnya tak terbantahkan,” jelas Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Agus Rianto, Senin (18/6/2013).
Dia memaparkan pelaku bernama Zainul Arifin alis Arif Petak, lahir dan berdomisili di Lamongan, Jawa Timur, pada 26 Juni 1979.
Selama hidupnya, Zainul diketahui aktif mengikuti pengajian di pondok pesantren yang ada di Lamongan. Sampai-sampai dia rela meninggalkan istrinya, Fatimah, 23 tahun, yang berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak.
Selain itu, Polri terus melakukan pendalaman atas keterkaitan pelaku yang memang dipersiapkan untuk menjadi 'pengantin' atau calon pengebom bunuh diri di lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya. “Yang bersangkutan ini selalu berkoordinasi dengan [inisial] A dan Jun,” terangnya.
Berdasarkan informasi Polri atas penangkapan terduga teroris bernama Amir yang ditangkap pada 8 Juni lalu, A dan Jun termasuk dalam jaringan Poso yang dikendalikan oleh Santoso. "Ini masih terus dilakukan pengembangan. Pihak keluarga [Zainal] belum bisa kami minta keterangan secara mendalam,” ujarnya.
Agus menambahkan calon pengantin tersebut yang sebelumnya tinggal di daerah Paciran, Lamongan, tidak ada hubungannya dengan warga Poso.
Sementara itu, Ali Fauzi, adik kandung pelaku bom Bali 2002 yang tinggal di Lamongan, mengaku telah mendengar soal Zainul. “Secara personal saya tidak mengenal pelaku, tapi di tingkat pimpinan pelaku, saya kenal. Karena dulu berhubungan tapi sekarang sudah tidak sehaluan,” katanya lewat pesan singkat.