Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PKS Tentukan Sikap Setelah Pembahasan APBN-P 2013

BISNIS . COM, JAKARTA—Posisi PKS di dalam koalisi pemerintahan SBY akan diputuskan setelah pembahasan APBN-P 2013 rampung.

BISNIS . COM, JAKARTA—Posisi PKS di dalam koalisi pemerintahan SBY akan diputuskan setelah pembahasan APBN-P 2013 rampung.

Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan saat ini koalisi pemerintah fokus untuk merealisasikan kebijakan kompensasi penaikan harga BBM bersubsidi dalam bentuk bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM).

Posisi PKS di dalam koalisi pemerintahan, jelasnya, baru akan diputuskan setelah realisasi BLSM.

“Prioritas pemerintah sekarang adalah bagaimana agar APBN itu bisa cepat disetujui. Setelah pelaksanaan BLSM berjalan, baru kita pikirkan lagi itu [posisi PKS],” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan hari ini, Rabu (12/6/2013).

Namun, Syarief mengklaim partai peserta koalisi pemerintahan yang lain kecewa dengan pernyataan sikap PKS menentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dan memberikan kompensasi tunai.

Kita sangat kecewa dengan sikap PKS yang berseberangan dengan pemerintah. Kita maunya BBM itu yang menerima manfaatnya kan rakyat miskin. Harus tepat sasaran,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Sharif Cicip Sutarjo mengatakan  para anggota koalisasi memutuskan menunggu sikap Majelis Syuro PKS yang dijadwalkan menggelar rapat hari ini (12/6).

“Belum ada keputusan apa-apa tetapi menunggu mereka yang akan bicara dengan kita,” kata Cicip di Kompleks Istana Kepresidenan hari ini, Rabu (12/6/20913).

Sementara itu, Ketua Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Alie mengatakan seluruh partai koalisi harus tunduk pada code of conduct yang telah ditandatangani bersama.

“Kita tanda tangan code of conduct dengan Pak SBY, sudah ada aturannya. Tinggal sekarang apa code of conduct itu masih jadi landasan koalisi apa tidak?,” katanya.

Syarief mengisyaratkan code of conduct dalam Sekretariat Gabungan mengharuskan peserta koalisi yang menentang kebijakan pemerintah harus keluar dari koalisi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper