BISNIS.COM, BALIKPAPAN--Pemerintah didesak segera memberikan keputusan mengenai rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi guna mengurangi tekanan kenaikan harga menjelang Lebaran.
Rektor Universitas Balikpapan Suhartono berpendapat semakin lambat pemerintah memutuskan penaikan harga BBM, justru akan memberatkan masyarakat karena spekulasi bisa berkembang liar.
Akibatnya, tekanan harga justru akan meningkat dan berpotensi menjadi tidak terkendali.
Untuk daerah dengan karakteristik konsumsi seperti Balikpapan, katanya, bisa sangat berpengaruh dalam menggerus pendapatan. “Karena kalau daerah konsumsi, harga yang sampai di masyarakat sudah mengalami akumulasi pertambahan harga sejak dari hulu hingga ke hilir,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (05/6/2013).
Pembatasan pembelian yang dilakukan pemerintah daerah hanya bersifat sementara untuk dapat meratakan peruntukan BBM Bersubsidi kepada masyarakat.
Namun, hal yang terpenting adalah menjaga stabilitas harga pasca kenaikan harga tersebut.
“Kalau terus menunggu, momennya akan hilang dan justru akan memperberat langkah karena beberapa bulan ke depan akan masuk puasa dan lebaran yang biasanya menjadi kesempatan untuk menaikkan harga,” katanya.
Konstelasi politik yang terjadi menurutnya hanya akan menambah panjang waktu tunggu kepastian keputusan tersebut.
Adapun mengenai kompensasi yang akan diberikan oleh pemerintah, hal tersebut merupakan subsidi silang dari masyarakat ekonomi atas kepada yang lebih membutuhkan.
Selama ini, subsidi BBM memang tidak terlalu tepat sasaran karena yang menikmati kebanyakan masyarakat ekonomi menengah atas