BISNIS.COM, JAKARTA – Tingkat kelulusan ujian nasional tingkat sekolah menengah pertama (SMP) tahun pelajaran 2012-2013 di Indonesia 99,55%.
Dari 3.667.241 peserta ujian, sebanyak 16.616 siswa tidak lulus. Tingkat kelulusan pada tahun ini turun 0,02 basis poin dibandingkan dengan tingkat kelulusan pada tahun ajaran 2011-2012 yang sebesar 99,57%.
Tingkat ketidaklulusan paling besar terjadi di Bengkulu, sebanyak 2,55%. Berikutnya, Maluku 2,4% dan Nusa Tenggara Timur 2,32%. Provinsi paling rendah tingkat ketidaklulusannya yakni DKI Jakarta. Adapun, provinsi dengan jumlah siswa tidak lulus paling banyak yakni Nusa Tenggara Timur sebanyak 1.922. Selanjutnya, Aceh 1.400, Sulawesi Selatan 1.500, dan Jawa Tengah 1.100. Paling sedikit jumlah siswa tidak lulus yakni Maluku Utara dan DKI Jakarta, masing-masing satu siswa.
“Bagi siswa yang tidak lulus kami dorong untuk mengikuti ujian paket B dan bisa melanjutkan ke SMA, SMK, atau MA,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh saat konferensi pers hari ini, Jumat (31/5/2013).
Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan ada 10 sekolah yang seluruh siswanya tidak lulus. Total siswa tidak lulus dari 10 sekolah itu sebanyak 77 siswa. Sementara itu, sekolah yang seluruh siswanya lulus sebanyak 91,86% terhadap total sekolah. Jumlah sekolah dalam data itu sekitar 44.000.
Kementerian mencatat rata-rata nilai ujian nasional murni sebesar 6,1 dan rata-rata nilai sekolah 8,2. Pada ujian nasional, bobot nilai ujian nasional sebesar 60%, sedangkan bobot nilai sekolah 40%.
“Seandainya, kelulusan ditentukan hanya dari ujian nasional murni maka ketidaklulusan bisa mencapai 44%. Itu artinya, peran dari nilai sekolah cukup tinggi,” kata Nuh.
Rinciannya, sebanyak 38% peserta ujian nasional memiliki nilai rata-rata kurang dari 5,5 dan sebanyak 61% peserta punya nilai rata-rata lebih dari 5,5.
“Tidak perlu taku, ini hanyamodal kami untuk analisis. Dari analisis, nilai rata-rata turun karena komposisi soal sulit naik. Tahun ini ada penambahan soal sulit 10% menjadi 20%,” ucap Nuh.
Berdasarkan provinsi, DKI Jakarta menempati posisi pertama nilai ujian nasional paling baik, yakni 7,5. Sumatra Utara punya nilai rata-rata ujian nasional 7,1 dan Papua Barat 6,6. Sementara, Kalimantan Tengah dan Yogyakarta masing-masing 6,39.
Sebanyak 12 siswa menghasilkan nilai ujian nasional amat baik. Tiga di antaranya yakni Stella Angelina dari SMP Kasih Karunia, Jakarta Barat, Petra Julian Abigail dari SMP Tarakanita 4 Jakarta, dan Anak Agung Ayu dari SMP 1 Denpasar. Ketiganya meraih nilai ujian nasional masing-masing 9,9.