BISNIS.COM, SOLO – Inspeksi mendadak Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo di Pasar Legi, Selasa (21/5/2013) berhasil menemukan beras untuk warga miskin atau raskin yang diperjualbelikan di pasaran.
Kepala Bulog Subdivre III Surakarta, Edi Rizwan, menegaskan beras yang ada di toko pedagang Pasar Legi itu sudah bukan lagi beras Bulog, tapi milik masyarakat yang dijual kembali. Dia tidak bisa menerima jika masyarakat beralasan menjual Raskin karena kualitasnya jelek.
“Beras jelek kok bisa jual sampai Rp6.100 per kilogram. Beras Bulog saja Rp6.300 per kilogram. Belum lagi kemudian masyarakat itu malah beli beras yang Rp8.000 per kilogram, dengan alasan kesehariannya makan beras yang harganya segitu. Itu berarti masyarakat tersebut sudah tidak berhak mendapat Raskin," katanya Selasa (21/5/2013).
Dia menjelaskan TPID yang dari unsur Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kota Solo, Badan Urusan Logistik (Bulog), Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan sejumlah unsur lain belum bersedia memberikan banyak tanggapan mengenai temuan tersebut.
Tim yang menemukan sejumlah karung beras berkaver Bulog memang belum bisa memastikan itu beras Raskin atau bukan. Tetapi, jika dilihat dari ciri-ciri beras yang ada, hampir sama dengan beras yang disalurkan untuk Raskin.
Pengakuan dari pedagang pun juga menyebutkan bahwa beras tersebut adalah beras Raskin yang rutin diterimanya setiap bulan dari masyarakat. Beras Raskin itu ditemukan di salah satu toko milik pedagang beras besar, Ny Mujiono.
Ny Mujiono, menyampaikan beras tersebut didapat dari masyarakat yang menjual langsung ke tokonya. Dia bahkan mengakui setiap bulan setelah adanya penyaluran beras Raskin banyak masyarakat yang datang ke tokonya menjual beras tersebut.
"Dalam satu bulan, atau setelah penyaluran Raskin, saya bisa mendapatkan 1 ton beras Bulog. Saya beli dari masyarakat Rp6.100 per kilogram, saya jual lagi Rp6.300 per kilogram,” kata Ny Mujiono, saat ditemui wartawan, di sela-sela Sidak TPID.
Dia menuturkan, beras tersebut nantinya banyak dicari oleh perajin pia-pia dan karak. “Banyak juga yang beli, biasanya pembuat pia-pia dan karak.” Sementara, saat ditanya mengenai alasan masyarakat menjual Raskin itu adalah lantaran kualitas beras yang dinilai kurang bagus. “Nanti mereka tukar dengan beras C4 yang harganya Rp8.000 per kilogram,” katanya. (Solopos/Hijriyah Al Wakhidah/dot)