BISNIS.COM, BALIKPAPAN— Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM) yang digagas Pemkot Balikpapan dipertimbangkan untuk diganti trem seiring dengan adanya potensi lebar jalan yang tereduksi sebagai jalur bus tersebut.
Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan pertimbangan tersebut menjadi salah satu alasan belum direalisasikannya SAUM yang rencananya akan diluncurkan pada Februari tersebut. Lebar jalan yang makin kecil menyebabkan penumpukan kendaraan pribadi' karena butuh waktu untuk mengubah gaya hidup masyarakat menggunakan angkutan umum.
“Selain masalah operator pengelola yang saat ini juga masih belum jelas,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (15/05/2013).
Pertimbangan mempergunakan trem dengan alasan lebih ramah lingkungan sehingga mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh bahan bakar fosil. Selain itu, penggunaan trem sebagai salah satu moda transportasi juga lebih efektif karena jalur yang terpisah dengan jalan eksisting yang ada saat ini.
Sebagai proyek percontohan, rencananya Pemkot Balikpapan akan membuat jalur trem pada coastal road yang saat ini masih belum dibangun. Rizal menyebutkan paling tidak diperluan waktu hingga 5 tahun untuk merealisasikan trem ini.
Adapun mengenai SAUM, yang telah menghabisakan anggaran sebesar Rp 400 juta untuk pembangunan halte dan penyediaan bus, akan di ujicobakan di trayek tertentu. “Seperti jalur Kariangau yang memang sudah terbangun kelengkapannya. Tapi pastinya nanti saya cek lagi.”
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Balikpapan Suryanto mengatakan saat ini sedang dilakukan studi kelayakan untuk pembangunan trem atau monorel. PT Arenco Centra, sebagai pemenang tender studi kelayakan ini, diharapkan bisa segera menyampaikan hasil kajian pada akhir tahun ini.
“Kemarin masih laporan pendahuluan. Nanti, kalau sudah selesai baru diketahui kelayakan pembangunannya,” ujarnya.
Biaya pembangunan trem nantinya bisa saja dengan menggandeng investor atau meminjam dana dari Bank Dunia. Dia menyebutkan beberapa investor sudah tertarik untuk membangun trem tersebut termasuk investor asal Cina yang berminat beberapa waktu lalu.
Nantinya, pembangunan trem juga bisa dikolaborasikan sebagai obyek wisata utamanya pada jalur yang melewati tepian pantai. Namun, fungsi utama sebagai moda transportasi harus tetap berjalan agar kemacetan yang mulai terjadi pada beberapa titik jalan bisa terurai.
Suryanto berpendapat antisipasi perlu disiapkan sejak dini agar kelancaran arus transportasi bisa tetap terjamin. Apabila terlambat, pemerintah akan kesulitan untuk merekayasa transportasi sehingga berpotensi terjadi stagnasi.
Wakil Walikota Balikpapan Heru Bambang sebelumnya pernah mengatakan pembangunan trem bisa diarahkan pada jalur sibuk sehingga bisa mengurai kepadatan lalu lintas agar tidak terjadi penumpukan kendaraan pada satu titik. Lokasi pembangunan dipilih pada kontur lahan yang landai seperti di Kecamatan Balikpapan Timur, Balikpapan Kota hingga Balikpapan Selatan. (ltc)