Bisnis.com, Balikpapan - Pemerintah Kota Balikpapan segera membuka lelang operator untuk Sarana Angkutan Umum Masal (SAUM) Koridor D dan E setelah proyek transportasi itu dianggap lolos uji coba operasional.
“Ini sudah diajukan ke Unit Layanan Pengadaan [ULP], mungkin akhir Januari ini lelang akan dibuka,” tutur Kepada Dinas Perhubungan Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana, Senin (19/1/2015).
Dia mengatakan penumpang bus SAUM Koridor D yang melayani rute dari Terminal Batu Ampar-Pelabuhan Ferry Kariangau itu kini mencapai 7.000 orang per bulan. Padatnya jumlah penumpang itu membuat pihaknya yakin dengan kelayakan SAUM untuk beroperasi.
Menurutnya, kelayakan uji coba tersebut telah membuat pembukaan lelang operator molor hingga akhir tahun setelah ujicoba operasional SAUM selama dua bulan diresmikan pada Mei 2014. Selama itu juga, Pemkot Balikpapan menanggung biaya operasional SAUM dengan APBD.
Adapun, biaya operasional yang harus ditanggung oleh Pemkot Balikpapan sejak ujicoba diresmikan hingga Desember 2014 adalah kurang lebih mencapai Rp400 juta, dengan rincian Rp25 juta untuk bahan bakar bus dan Rp24 juta untuk gaji supir tiap bulannya.
“Dulu pertama kali diuji coba penumpangnya masih sedikit, sekitar 200 orang. Makanya kami tanggung. Karena enggak mungkin kita langsung lelang ke pihak lain, mereka kan tidak mungkin menutup rugi,” lanjutnya.
Sudirman mengemukakan saat ini baru ada satu pihak konsorsium yang menunjukkan ketertarikan mengikuti lelang operator guna mengelola SAUM koridor D dan E.
Dengan dibukanya lelang ini, pihaknya berharap dapat segera mendapatkan pemenang. Pasalnya, batas waktu bagi Pemkot Balikpapan untuk menunjang operasional SAUM hanya berlangsung hingga Maret mendatang.
Lebih lanjut, Sudirman juga mengaku bahwa halte bus sebagai sarana dan prasarana SAUM untuk koridor E yang melayani rute Terminal Batu Ampar hingga Bandara Sepinggan. Namun, pihaknya telah merencanakan pembangunan dua halte pada tahun ini dengan anggaran sekitar Rp200 juta.
“Nanti pemenang lelang akan mengelola yang ada dulu, yaitu koridor D. Nanti sambil disiapkan mereka bisa kelola koridor lain, prosesnya simultan. Tidak mesti harus jadi dulu semuanya baru lelang,” tambahnya.
Menurut Sudirman, saat ini proses pembangunan halte SAUM Koridor E baru sampai pada tahap penentuan wilayah pembangunan halte. Dia pun mengakui penentuan wilayah pembangunan pun tak mudah lantaran padatnya tempat tinggal warga.
“Kan, di sepanjang jalan itu sudah ada warga yang menempati. Apa mereka mau di depan lahannya dibangun tanpa pembebasan? Yang harus pakai pembebasan itu yang jadi kendala,” tuturnya.
Anggota DPRD Balikpapan Komisi III Faisal Tola mengatakan pihaknya berharap agar nantinya pengelola SAUM tak menetapkan tarif yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan tarif angkutan umum di Balikpapan.