BISNIS.COM, JAKARTA—Fokus pemberitaan yang beragam ada di sejumlah media edisi hari ini, Rabu (8/5), yakni mulai dari rencana penghentian pasokan gas oleh PT Pertaminan EP hingga kekuasan pasar domestik senilai US$600 miliar dikuasai asing.
Harga BBM
Ketidaktegasan sikap pemerintah dalam menangani masalah harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berbuntut anjloknya peringkat utang Indonesia.
Keraguan pemerintah dalam soal BBM dapat mengancam iklim bisnis di Tanah Air, perdagangan dan investasi asing bakal anjlok tahun ini.(Neraca).
Pasokan gas
Pasokan gas di wilayah Serpong, Banten dan Cunyaragi, Cirebon terancam tersendat mulia bulan depan.
Pasalnya, pada Juni nanti, PT Pertamina EP bakal menghentikan pasokan gas ke PT Perusahaan Gas Negara (PGN).(Kontan).
DPR membahas
Kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak berusbsidi bakal diprediksi saat pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat.
Belajar dari pengalaman, manfaat kompensasi uang tunai lebih banyak dikapitalisasi rezim penguasa. (Kompas).
Saham gabungan
Kontribusi sektor properti terhadpa kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak terlalu signifikan meskipun tercatat sebagai sektor dengan pertumbuhan paling tinggi secara year to date, hingga awal pekan kedua bulan Mei.
Hal tersebut disebabkan nilai kapitalisasi emiten properti tidak terlalu besar, sehingga bobot terhadap naik turun IHSG tidak terlalu besar. (Indonesia Finance Today)
Ekonomi nasional
Ekonomi akan tumbuh lebih cepat dan kesejahteraan rakyat Indonesia akan meningkat signifikan jika pasar domestik dikuasai oleh pelaku ekonomi nasional.
Saat ini, kekuasan pasar domestik dengan nilai US$600 miliar dikuasai asing.(Investor Daily)